Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/47

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

3.2.2 Sebuah Tanah Asal

Pada bait ketiga sang penyair mengemukakan sebuah sapaan, Tanah berkaca-kaca, Asia, mencium bau manusia, Asia, menyimpan kami dari segala zaman, Asia. Kata Asia merupakan seruan yang menciptakan sebuah personifikasi bagi Asia, yaitu ia yang penyair seolah berseru kepada sosok yang berada dalam keadaan terdiam. Dengan menampilkan beberapa kali kata sapaan Asia, ini mengisyaratkan nada yang datar dan berat. Kalimat pertama pada bait itu berupa kalimat majemuk setara dengan subjek tanah yang menjadi pokok yang dijelaskan. Frasa tanah berkaca-kaca menjelaskan keadaan tanah yang seperti kaca tanpa memakai kata seperti. Ini merupakan perumpamaan langsung bagi kata tanah.

Frasa selanjutnya memakai verba mencium, dan menyimpan. Pemilihan diksi seperti itu tampaknya cocok untuk perumpamaan tanah yang menyimpan dan mencium bau manusia. Dengan demikian, tanah memiliki pengertian tentang sesuatu yang primordial bagi umat manusia, tanah yang menjadi tempat asal dan selanjutnya ranah yang menjadi titik awal penyebaran manusia dan peradabannya. Ungkapan Tanah berkaca-kaca membuat pengandaian bagi Asia seperti sebuah permukaan yang memantulkan cahaya.

Ungkapan itu juga setara dengan pemakaian kata berkaca-kaca pada ungkapan umum berupa metafora matanya berkaca-kaca, yang berarti seseorang yang menangis karena bersedih atau terharu. Kalimat itu dapat dihubungkan dengan kata karena, yaitu tanah berkaca-kaca kerena mencium bau manusia yang menyimpan kami dari segala zaman. Kata segala zaman merupakan tanda ikonik yang mengandung pengertian perjalanan sejarah manusia, dari zaman prasejarah, zaman sejarah, hingga zaman kini.

Logos berasal dari bahasa Yunani yang berarti kata, atau kalam. Dalam konteks ini, sajak Asia Membaca mengutip sebuah latar sejarah yang berkaitan dengan tempat diturunkannya wahyu. Dan wahyu itulah yang dimaksudkan dengan logos, kata-kata Tuhan yang diturunkan kepada utusan-Nya yang dinamakan dengan nabi dan rasul. Dengan dikutipnya latar ini

33