Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/43

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ke dalam sebuah bentuk peta. Kata membaca merupakan tanda indeksikal yang dapat kita andaikan dalam pembacaan sebuah peta yang dilakukan oleh para penjelajah dunia dahulunya. Ini merupakan tanda yang bisa menghubungkan penafsiran yang mengantarkan penyair ke dalam kilas balik perspektif sejarah.

Hal itu juga membawa kita kembali ke dalam masa yang ditandai oleh pelepasan pengaruh kolonialisme lama sebuah kawasan, misalnya Asia dari efek penjajahan yang telah mendarah-daging. Mungkin pembacaan ini bisa diletakkan dalam kerangka gagasan pascakolonialisme. Asia Membaca menimbulkan tanda indeksikal dari subjek Asia yang membaca dirinya kembali. Dalam pengertian itu, membaca mengandung pengertian untuk menemukan kembali kehadiran dan makna penting peradaban Asia yang mahapenting bagi umat manusia ataupun bagi dirinya sendiri.

Dari pola frasa, dapat terlihat judul Asia Membaca merupakan sebuah kalimat sederhana yang berpola S-P. Pola itu memberikan pengertian yang tidak selesai, apabila hanya dilihat judul itu. Jadi, harus pula dilihat dari konteks yang terhubung dalam bait-bait selanjutnya. Jika dilihat dari pola klausanya, Asia Membaca merupakan konstruksi kalimat aktif. Hal itu lebih memperlihatkan ide Asia yang membaca kembali dirinya setelah dibaca oleh pihak lain. Dengan kata lain, dalam konstruksi itu juga terdapat oposisi lain dari kalimat aktif, yaitu kalimat pasif, Asin menjadi objek penderita, seperti dijelaskan dalam bait kedua Tempat/membaca yang tak boleh dibaca, tempat menulis yang tak boleh ditulis. Selain itu, jika kita merujuk pada sejarah perjalanan antarperadaban, kalimat itu menunjukkan hubungan subjek dan objek. Hal tersebut mengandung gagasan bahwa Asia yang dalam suatu periode tertentu adalah wilayah yang menjadi objek penundukan oleh pihak lain (the others), yaitu para kaum penjajah oksidentalisme atau Eropa.

Bait pertama juga memainkan beberapa permainan aliterasi, seperti aliterasi fonem (r): matahari telah berlepasan dari dekor-dekornya, fonem (1): dan cerita-cerita lama memanggil lagi dari negri lain di samping itu juga terjadi pengulangan diksi, seperti dekor-dekor, dewa dewa, pesawat-pesawat, waktu-waktu, kapal-kapal.

29