Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/31

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

sebagai teks terbuka adalah kehidupan kota. Kehidupan kota merupakan lokus kehidupan urban yang penuh kontradiksi dan, terutama ditandai oleh kebisingan yang tidak akan menemukan apa yang disebut sebagai harmoni dan keteraturan.

Hal itu dilekatkan dengan sifat kehidupan urban Kota Jakarta yang di luar pandangan Malna dan puisinya sendiri memang mengandung anomali, paradoks, dan tragik yang terus berlanjut, seperti rentang jurang kemiskinan dalam jaring struktural dan kemakmuran yang sangat lebar, tetapi sangat dekat berdampingan dengan kenyataan. Kehidupan kota metropolitan, seperti Jakarta, merupakan tempat berlangsungnya keruwetan, kesimpangsiuran, kebisingan, kepadatan, silang-menyilang lalu lintas segala macam kepentingan yang kuat dan lemah, keterputusan atau semacam diskontinuitas yang dipahami dalam wacana modernisme. Pada akhirnya, citra kota merupakan tumpukan dan permainan semiotis yang liar, melompat-lompat, dan berpindah-pindah bagaikan idapan skizofrenik.

Manajemen Kota dari Telur Busuk
Ada kardus di depan pintu, pedagang rokok, gedung tinggi 28 lantai di seberang jalan itu. Billboard terbuat dari kaki-kaki kuda yang berlari-lari dalam mulut Amerika feel very sorry, something must be wrong with their head!!! He..he.. bis ber AC dan sebuah salon untuk kecantikan mobil. Aku telah membayar pajak lewat hembusan nafas di sebuah bank tadi pagi, biaya sampah dan keamanan kota. Kenapa dia ada di mana-mana. Cheers. Anggaran kota, seperti kambing dan bebek yang meledak dalam tenggorokanmu. Sekarang, do something for the village, hik (Malna, 2002: 12).

Diksi material kota dan benda-benda urban memang menguasat puisi Afrizal Malna dengan teknik penulisan yang mengandaikan proses pencitraan kota dan manusianya yang ramai dongan mozaik serta fragmen kejadian yang dilekatkan dengan benda sehingga memperoleh suatu bentuk instalasi. Puisinya merupakan instalasi benda dengan bentuk teks yang tertulis (Nurrohmat 2003).

19