Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/26

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

manusia tidak bisa lepas dari relasi tersebut, yang justru digunakan untuk memantapkan pranata yang telah berlangsung dan mendominasi kehidupan masyarakat. Maka di sinilah, menurut Malna, lingkup posibilitas bahasa menjadi sosok kediktatoran terbentuk.

Lalu di manakah posisi puisi? Inilah yang menarik dari pandangan Afrizal. Ia menempatkan puisi sebagai hal yang boleh disebut "mahapenting" dalam bahasa manusia. Menurutnya, puisi berada dalam ruang “dalam kata”, seperti dalam sebuah rumah yang melindunginya dari pengaruh luar. Oleh karena itu, puisi cenderung bersifat pribadi dan subjektif, kadang-kadang juga terlalu menyembunyikan identitas atau maknanya.

Sebagai konsekuensinya, bahasa bisa bergerak dalam ruang kata (rumah) secara bebas dan personal sifatnya. Sebagai sebuah kreasi dari ruang yang bersifat pribadi dan subjektif, puisi mulai menemukan perannya yang cukup mencolok ketika ia "ke luar rumah" menjadi anggota masyarakat bahasa yang lebih banyak diramaikan oleh anggota masyarakat bahasa yang Jain, yaitu mitos, jargon, slogan, wacana, stereotip, dan ideologi. Di ruang pergaulan bahasa inilah bahasa ditandai oleh tujuan praktis dan pragmatis. Namun, dalam keadaan demikian kehadiran puisi bagai suara asing dan ganjil, dengan penampilan asing dalam pergaulan anggota masyarakat bahasa itu. Penampakannya begitu aneh karena ia mengelak dari konvensi yang lazim ditemukan, seperti orang asing, kata Malna.

Tentang perumpamaan bahasa sehari-hari dan bahasa puisi, penyair Prancis, Paul Valery (1871-1945) (dalam Lodge (ed.), 1972: 254-261), membuat analogi yang menarik. Gambarannya tentang penciptaan puisi sejajar dengan perumpamaan yang diberikan oleh Afrizal Malna. Valery mengatakan bahwa anugerah kemampuan berbahasa verbal bagi manusia itu sama halnya dengan seorang anak manusia yang memiliki anggota badan, seperti tangan dan kaki. Dalam pertumbuhan awalnya, seorang bayi mengalami dua macam perkembangan. Pertama-tama ia mulai menyadari bahwa ia

14