Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/25

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Kemudian sampai pada tingkat selanjutnya, terdapat kehendak untuk menentukan posisi penyair sebagai subjek di tengah jagat, bahkan kosmos, posisinya di tengah hubungan antarmanusia serta antara mahluk dan pencipta. Sampai pada tingkatan ini, kerja kepenyairan menampakkan pandangan dunia (world view) penyair dan puisi yang dilahirkannya.

Tentu saja pandangan dunia setiap orang akan berbeda. Namun, tampaknya kepercayaan itu sendiri yang membuatnya sekaligus sebagai kerja intelektual. Di dalamnya terjadi proses panjang yang bermuara pada penafsiran tentang dunia yang centang-perenang ini. Tampaknya kegiatan berpuisi tidak menjadi sembarang kegiatan. Di dalamnya berlangsung pemilahan dan penyaringan sekaligus pembebasan kenyataan yang dihadapi penyair. Hal itu, paling idak, mula-mula berlaku dalam medan bahasa.


2.2 Posisi Bahasa dan Makna Kehadiran Puisi

Hal itu dengan bagus ditunjukkan oleh Malna, salah seorang penyair kontemporer terkemuka Indonesia. Dalam kolofon buku puisinya Dalam Rahim Ihuku Tak Ada Anjing (2002), ia menunjukkan kerja kepenyairan yang berhadapan dengan gejala bahasa yang mencengangkan sebagai alat komunikasi. Secara agak terang ia menyatakan pandangan dunianya sebagai penyair. Kepercayaannya itu berisi ketidakpercayaannya terhadap bahasa yang tidak dapat terelakkan dari muatan koruptif dan kekuasaan: "kata adalah lembaga komunikasi yang paling susah dipegang, bobrok dan busyet" karena senantiasa melahirkan stereotip yang gampangan dan kejam.

la memberikan istilah praktik berbahasa sebagai ruang kata yang dibagi menjadi dua, yaitu ruang luar kata dan ruang dalam kata, seperti sebuah rumah. Ia mengatakan, "kata adalah representasi eksistensi ruang dalam pemahaman bahasa manusia." Ruang luar kata adalah bahasa yang dipakai sehari-hari sebagai sarana komunikasi yang sebenarnya dikuasai oleh berbagai relasi komunikasi yang saling berkaitan. Bagi Malna relasi itu adalah bentuk mitos dalam masyarakat kontemporer, pandangan stereotip, wacana, dan ideologi. Komunikasi

13