Halaman:Puisi Afrizal Malna; Kajian Semiotika.pdf/17

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

penyair? Selain itu, penelitian ini bertujuan menemukan tema yang menjadi perhatian penyair dalam melihat kehidupan sosial budaya di sekitarnya melalui analisis semiotika.

1.4 Landasan Teoretis

Penelitian ini menggunakan teori semiotika. Penulis melihat dalam puisi Malna terdapat permainan semiotis yang intens, terutama dalam tingkatan bahasa sebagai media dan kemudian pada tingkatan komunikasi sastra yang tidak lazim, yaitu apa yang disebut oleh Malna berpikir dengan gambar. Ia juga mengemukakan bahwa permainan semiotis, yaitu "rekayasa semiotika' dalam puisinya sangat tinggi (Malna, 1999: 134).

Timbulnya rekayasa semacam itu berkenaan dengan tema puisi ataupun gagasan kepenyairan Malna dalam memaknai dunia sekitar yang ditandai oleh berbagai benda komoditas kunsumerisme oleh massa (konsumen). Penafsiran Sang penyair terhadap benda-benda yang menghasilkan pencitraan dunia konsumerisme ini sekaligus merupakan pengandajan bagi puisinya. Dalam dunia pencitraan itu terlihat dua jenis makna yang ada dalam produk konsumerisme (benda-benda) yang para pemakainya memaknai konsumsi benda-benda itu hanya dari citraan yang dihasilkan dari kemasan dan fungsi. Akan tetapi, para pemakainya menemukan maknanya bukan dari nilai yang lebih huhur yang dikandung di dalamnya (Malna, 1999: 134).

Dari sini Malna berangkat untuk beralih meninggalkan penulisan puisi yang berdasarkan “tradisi literer” yang menjadi kecenderungan ketika itu, seperti eksplorasi imajinasi dari Sapardi Djokodamono ataupun gaya ptwisi Goenawan Mohamad yang Jiris dan bersahaja. Ia menyatakan bahwa dengan berkutat pada benda-benda urban itulah ia juga mendeklarasikan Puisinya sebagai “berpikir dengan gambar'. Puisi Malna pun seakan terpesona dengan pendptaan rantai semiotts yang har dengan pambar dan melahirkan proses penandaso vang dikatakannya bersifat kacan alan yang dipamakannya denpan

sChuah fleksibilitas dalam konmusikasi pursanya dengan perabaca (Mana, 1998, 131).

5