Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/94

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

perkebunan, pemeliharaan kebun-kebun, makanan dan pakaian kaum buruh itu.

 Djuga makanan dari kaum buruh ini sangat diperhatikan. Bertonton getah ditukarkan dengan beras untuk menjantuni makanan mereka dan untuk tahun depannja sebahagian dari kaum buruh mengerdjakan pekerdjaan pertanian untuk menjukupi makanan.

 Produksi dari perkebunan sedapat mungkin telah diteruskan. Betul waktu itu perkebunan getah kekurangan bahan-bahan seperti tjuka (mierenzuur), tetapi senantiasa pemerintah berusaha mendatangkan bahan-bahan ini dari tanah seberang (Malaya, Singapore).

 Begitu djuga sikap jang diambil pemerintah terhadap tanibang minjak di Pangkalan Berandan dan sekitarnja. Boleh dikatakan pabrik tambang minjak ini 2/3 telah rusak oleh karena pemboman Sekutu mulai bulan Djanuari 1945, tetapi begitupun kaum buruh tambang minjak telah bergiat sekuat-kuatnja untuk memperbaikinja dan produksinja kemudian adalah sangat memuaskan. Matjam-matjam minjak dikeluarkan dari Pangkalan Berandan dan hanja oleh karena kekurangan pengangkutan sadja minjak ini tidak dapat disebarkan keseluruh Sumatera. Perhatian Pemerintah terhadap buruh minjak pun besar sekali. Terutama makanan dan pakaian diusahakan dengan pendapatan pendjualan minjak itu.

 Perekonomian rakjat umumnja disokong oleh pemerintah dengan mengatur setjara koperasi, dan Gerak Tani telah menundjukkan sikap jang tjerdas dalam usahanja untuk membangunkan koperasi pertanian guna memenuhi sedapat mungkin kepentingan kaum tani, dan djuga menolong pemerintah dalam mengumpulkan padi, sebagai sumbangan tani kepada pemerintah.

TAPANULI.

 Pada tanggal 30 Oktober 1945 K. N. I. Tapanuli mengadakan Rapat lengkap jang pertama, dalam mana diambil patokanpatokan dalam garis jang besar-besar untuk mengendalikan dan memperkokoh Pemerintahan di Tapanuli. Badan ini telah berdjasa melandjutkan tindakan-tindakan jang dimulai oleh pemuda-pemuda, jaitu merebut segala kekuasaan dari tangan Djepang. Dengan tjara diplomasi berhadapan dengan Djepang dan dibelakang dibantu oleh tenaga semangat pemuda-pemuda berangsur-angsur segala kekuasaan, harta-harta, dan perbekalan-perbekalan jang ada ditangan Djepang berpindah ketangan Pemerintah Negara.

 Dimana pemuda-pemuda kita dengan tjara jang kurang bidjaksana menjerobot melaksanakan perbuatan- perbuatan jang membangkitkan amarah dari pihak Djepang, disitulah K.N.I. muntjul selaku Bapa dan Djuru Damai untuk mengamankan jang rusuh dan mendjernihkan jang keruh.

92