Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/91

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

lakukan pemilihan Dewan Pemerintahan Negeri jang terdiri dari 5 orang, (seorang Ketua, sebagai Kepala negeri dan 4 orang anggota). Ditiap-tiap bekas onderafdeeling dahulu diadakan Komite Nasional Wilajah dan dipilih seorang Kepala Wilajah (Wedana). Seterusnja Afdeeling dahulu dirumah mendjadi Luhak (Kabupaten) dengan Komite Nasional Luhak (Kabupaten)-nja dan dipilih seorang Kepala Luhak (Bupati).

Ulèëbalang2 di Atjeh Besar, Atjeh Barat, Atjeh Selatan lain-lain jang masih hidup jang ditangkap oleh rakjat atau jang sadar atas perobahan masa terus menjerahkan kembali kekuasaan pemerintahan jang mereka pegang ditiap-tiap landschapnja kepada rakjat jang diwakili oleh Komite Nasional ditiap-tiap wilajah.

Pada hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1946, Residen T. M. Daudsjah antara lain menjatakan: „Sebetulnja pemerintahan di Keresidenan Atjeh baru dapat didjalankan dengan baik mulai dari bulan Djanuari 1946, sesudah tentera Djepang pergi dari sini. Bagaimanakah keadaan Keresidenan Atjeh pada masa sekarang ? Sebagai saja telah sebut tadi pemerintahan jang penuh baru ada ditangan kita 7 bulan lamanja Tetapi biarpun begitu pemerintah sudah mulai berdjalan dengan baik, biarpun pada mulanja ada agak kesat. Susunan pemerintahan sudah teratur pula, hingga apa jang dirantjang sudah dapat didjalankan.

Keadaan kemakmuran telah mulai pula berdjalan dengan baik. Perniagaan telah mulai hidup kembali, dan djikalau tidak dapat gangguan dari Nica Insja Allah keadaan ini akan lebih tjepat lagi dapat diperbaiki.

Keadaan makanan, biarpun ditahun ini Keresidenan Atjeh belum dapat mengeluarkan berasnja kedaerah jang lain, tetap untuk rakjat sendiri mentjukupi. Berhubung dengan perdjuangan dari bulan 8 sampai bulan 12 tahun 1945, dan sebelum itu rakjat musti banjak bekerdja untuk tentera Djepang, maka sawah-sawah tjuma ada 60 atau 65% jang ditanami. Tetapi ditahun ini segala sawah akan ditanami dan lagi ditanami. Dan harapan besar, sesudah memotong padi dimuka, Keresidenan Atjeh akan dapat mengeluarkan (mengexport) berasnja kembali seperti sebelum petjah perang Djepang— Belanda.

Propaganda musuh jang mengatakan bahasa banjak kebun-kebun atau fabriek bangsa asing dirusakkan atau karena kurang pendjagaan itu bohong belaka.

Betul ada banjak pohon para jang ditebang dan ada pula fabriek jang rusak, tetapi ini adalah pekerdjaan orang Djepang semasa mereka mendjadjah disini selama 3½ tahun. Tetapi sesudah pemerintahan djatuh ditangan kita, maka apa jang dapat diperbaiki telah diperbaiki kembali. Tentu sadja pohon para jang telah dimusnahkan Djepang itu tidak dapat diganti didalam waktu 7 bulan.

Pendek kata keadaan di Keresidenan Atjeh baik tentang politik, begitupun keadaan kemakmuran, sangat memuaskan, kalau ditilik

waktu jang singkat itu jang baru dapat kita pergunakan untuk mem-

89