Markas Umum inilah pada rapatnja, tanggal 8 Djanuari 1946
bertempat di Markas T.K.R. Kutaradja telah memutuskan dengan suara
bulat untuk mengambil tindakan terus memusnahkan pengchianat-pengchianat di Tjumbok dan sekitarnja guna mengembalikan keamanan
rakjat umum di Luhak Pidië.
Gerakan pembersihan ini kemudian ternjata tidak dapat dibatasi
dilingkungan Daerah Luhak Atjeh Pidië sadja.
Berkenaan dengan ini Pemerintah Republik Indonesia Daerah Atjeh
menjatakan : „Pada mulanja Markas Besar Rakjat Umum bermaksud
akan membendung sedapat-dapatnja arus revolusi Desember itu dalam
daerah kabupaten Pidië sadja dan sekali- kali tiada bermaksud akan mengadakan gerakan sapu bersih terhadap Uleebalang-Uleebalang diseluruh Atjeh walaupun bukti-bukti sudah njata bahwa hampir semua mereka turut tjampur dalam Markas Uleebalang dan gerakannja. Hal turut
tjampurnja hampir semua Uleebalang dalam gerakan Markas Uleebalang
lebih djelas lagi diketahui oleh Markas Besar Rakjat Umum dari
pemeriksaan dan pengakuan-pengakuan pengchianat sendiri jang sudah
tertawan. Walaupun demikian Markas Besar Rakjat Umum masih
mengharapkan keinsjafan mereka, moga-moga kedjadian jang telah ter
djadi dikabupaten Pidië akan dapat memberi peladjaran kepada kaum
Uleebalang dikabupaten-kabupaten jang lain.
Tetapi ternjata harapan dan anggapan-anggapan ini salah sekali,
sebab Uleebalang-Uleebalang jang ada dikabupaten-kabupaten Atjeh
Utara, Atjeh Timur, Atjeh Besar, Atjeh Tengah dan Atjeh Barat dengan
diam -diam masih meneruskan gerakan mereka dan pada bulan Pebruari
1946 Uleebalang-Uleebalang di Atjeh Utara dengan berpusat di Lho'
Seumawe dan di Atjeh Timur dengan berpusat di Langsa mulai bertindak melakukan tindakan-tindakan pembalasan terhadap gerakan kemerdekaan atas nama mengambil bela dari kawan-kawan mereka jang sudah
dibasmi rakjat dikabupaten Pidië.
Tindakan represaille dari mereka ini telah menjebabkan terdjadinja
insiden-insiden di Atjeh Utara dan di Atjeh Timur.
Perbuatan-perbuatan mereka ini telah menjebabkan rakjat bergerak pula menangkapi hampir seluruh mereka diseluruh Atjeh".
Mr. Sjafruddin Prawiranegara menulis dalam risalah ketjil „ Politik
dan Revolusi Kita" : ,,Revolusi Indonesia adalah revolusi spontan ;
kurang pimpinan, banjak kesalahan, Masjarakat dan bangsa Indonesia jang mengalami revolusi seperti sekarang ini, berputar kembali kepada dasar-dasar jang asli, sendi- sendi jang sehat dan murni. Systeem kolonial, jang berabad-abad oleh Belanda dipaksakan kepada bangsa Indonesia, didalam dan oleh revolusi kita disapu bersih dan bangsa Indonesia mengambil kedudukannja kembali sebagai bangsa dan manusia jang merdeka.
Tetapi sebelum keadaan jang asli itu tertjapai sepenuh- penuhnja artinja , selama revolusi kita ini masih belum selesai dan masih ber-
75