Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/767

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

itu. Diantaranja tumbuhlah perguruan-perguruan „Taman Siswa" dan „Muhammadijah”, tersebar dari pusatnja di Djawa.

Bukan sadja pintu sekolah dibukakan bagi anak-anak dari kalangan rakjat jang lebih luas, akan tetapipun djiwa pengadjaran jang diberikan adalah ditudjukan kepada membangun semangat kenal-diri sebagai bangsa jang achirnja bisa berdiri sendiri dengan pertolongan sendiri.

Dalam hal ini perguruan Taman Siswa telah menabur bakti-djasanja, sedang perguruan Muhammadijah menjematkan pula dalam rentjana pengadjarannja peladjaran-peladjaran keagamaan.

Kegiatan-kegiatan perguruan partikelir ini terdapat pula dalam lingkungan jang lebih terbatas (lokal), seperti Josua-Instituut, Instituut voor Neutraal Onderwijs (Ivoorno), Schoolvereniging Bumi Putra dan Taman Pendidikan Islam, semuanja berpusat di Medan.

Sekolah-sekolah inilah jang mendjadi saluran penampung murid-murid, baik jang berhasrat mendapat peladjaran jang setaraf dengan jang diberikan di H.I.S.-H.I.S. gubernemen, maupun jang dikeluarkan dari H.I.S.-H.I.S. gubernemen karena kurang madju dalam peladjaran atau karena sebab jang lain-lain.

Sekolah-sekolah partikelir itu pulalah jang boleh diumpamakan sebagai bengkel tempat memperbaiki, menjepuh dan mengasah kembali otak anak-anak jang dikeluarkan dari sekolah-sekolah gubernemen itu, sehingga achirnja dapat djua berhasil dengan peladjarannja. Ada sebahagian, jang dapat meneruskan peladjarannja, selainnja mendjadi anggota masjarakat jang berguna, se-tidak-tidaknja sudah dibekali persediaan seperlunja.

Di Tapanuli organisasi -organisasi agama Nasrani giat dilapangan pendirian sekolah-sekolah jang sederadjat dengan H.I.S.-gubernemen jang berbahasa Belanda itu. Misalnja Rijnsche Zending mendirikan H.I.S.-nja di Sigompulan (Tarutung) dan Narumonda (Porsea), kedua-duanja mendapat bantuan subsidi dari gubernemen.

Bagaimana pintjangnja pendidikan dan pengadjaran dizaman kolonial Hindia-Belanda dahulu tjukup pula terlihat pada kesempatan untuk melandjutkan peladjaran dari sekolah rendah H.I.S. kesekolah landjutan pertama — Mulo, jang hanja ada sebuah di Medan, sungguhpun kota ini pernah mendjadi ibukota satu Gouvernement Sumatra ! Dalam hal inipun usaha-usaha partikelir tidak dapat tinggal diam . Disamping Mulogubernemen jang sebuah itupun didirikan pula Mulo-Mulo partikelir, seperti Mulo Taman Siswa, Mulo Josua dan Mulo Ivoorno.

Lebih dari Mulo, maka murid-murid jang berhasrat meneruskan peladjaran lebih landjut, haruslah berangkat meninggalkan Sumatera, beladjar di A.M.S. jang hanja terdapat dipulau Djawa. Suatu kesempatan jang tidak dapat dikatakan murah harganja.

Ada di Medan sebuah H.B.S. jang sederadjat dengan A.M.S. Akan tetapi ini hanja teruntuk bagi peladjar-peladjar bangsa Belanda sadja. Tipis sekali kemungkinan untuk memasukinja bagi peladjar-peladjar bangsa Indonesia.

745