Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/758

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Sedjak bulan 1952 telah diterima tiap-tiap bulan Rp. 950.— untuk keperluan ini. Menurut hemat kami akan lebih besar effeknja apabila pemeliharaan dari biara-biara tersebut dilakukan oleh pekerdja-pekerdja tetap jang diangkat oleh Dinas Purbakala sebagai pegawai Pemerintah.

Guna melaksanakan pekerdjaan Perwakilan dalam usaha Purbakala telah dilakukan observasi ke-lain-lain tempat seperti ke Simangambat (Sipirok), Simangambat (Mandailing), Pidoli (Penjabungan), Sibuhuan, jang djuga mempunjai bekas bangunan purbakala. Di Pagaranbira dekat Sibuhuan masih ada kedapatan batu jang bertulis sedang di Sangkilon ditengah-tengah batu jang ber-serak-serak kelihatan pahatan bunga lotus. Pengaturan batu-batu ini kembali ketempatnja semula, mengganti bahagian-bahagian jang telah hilang atau mengerdjakan pekerdjaan restaurasi tentulah meminta tenaga-tenaga ahli purbakala.

Di Tapanuli Utara dan Simelungun ditemui sarcophaag-sarcophaag, jaitu tempat penjimpanan tulang belulang dari djenazah sesckuturunan, jang digali kembali setelah beberapa tahun lamanja dikuburkan. Terlebih-lebih dikabupaten Simelungun banjak sekali didapat patung-patung jang disebut Pangulubalang. Patung-patung ini adalah bertalian dengan kepertjajaan menjembah berhala.


MUSEUM.


Tentang Museum atau tempat penjimpanan benda purbakala sebenarnja di Sumatera Utara belum ada lagi.

Tempat penjimpanan benda purbakala didapat di:

1. Kutaradja
2. Pematang Siantar
3. Sipoholon dan
4. Sibolga

Jang di Kutaradja selama ini disebut Atjeh Museum dan pemeliharaannja dilakukan oleh Kotapradja.

Menurut keterangan jang diperoleh, selama agressi kedua banjak barang-barang jang hilang dari museum tersebut. Sekarang barangbarang dalam museum ini sedang dikumpulkan kembali.

Bagaimana tentang Museum Simelungun?

Sampai pada waktu ini Gedung Artja Simelungun, disebutkan lagi sebagai „Lopou" Kaju-kaju (halang) tempat tiang-tiang berdiri penuh dengan lobang-lobang karena dimakan oleh bubuk. Tiap-tiap lobang ini garis menengahnja kira-kira 5 cm. Jang tidak dimakan bubuk bahagian kaju-kajunja adalah pintu dan birainja.

Lukisan dengan tjat jang diperbuat dari tanah liat, tanah merah, ditjampur dengan air bunga-bungaan lazim disebutkan „purbadjclma", dipakai mendjadi lemnja, tapi sekarang sudah mulai malis atau hilang.

Pada waktu konperensi dinas Djawatan Kebudajaan tanggal 1 Desember 1952 jang baru lalu, hal gedong artja ini telah dibitjarakan, karena mengetjewakan dan perlu diganti dibuat rumah bolonnja, berhubung karena barang-barang masih banjak disimpan dalam lemari-lemari.

736