Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/756

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi
Utara tentang gedung tersebut. Kemungkinan-kemungkinannja ialah :

a. Gedung itu dibongkar dan diatas makam diadakan bangunannja.
b. Gedung seluruhnja dipandang sebagai gedung bersedjarah dan pada bagian makamnja diadakan perbaikan-perbaikan.

2. Teuku Umar di Atjeh (pahlawan).
3. Teuku Angkasah di Atjeh (pahlawan).
4. Amir Hamzah di Sumatera Timur (pudjangga).

Usaha pertama mengenai pudjangga ini ialah mengumpulkan puisipuisinja dan memperoleh riwajat hidupnja. Sebagai diketahui pudjangga iri adalah satu-satunja pudjangga Indonesia jang dalam puisinja dan gajabahasanja mentjari kata-kata jang bernilai dan merebut hati. Dalam bukunja „Voltooid voorspel" Dr. Teeuw mengatakan: „Als ergens in de moderne Indonesische literatuur het oude tot nieuw leven gekomen is (maar dan ook werkelijk tot leven), dan is het wel in de poëzie van Amir Hamzah. De oude vormen, de oude taal zijn blijkbaar toch niet dood — ja, zij blijken zelfs van een verrassende rijkdom en veelzijdigheid".

5. Hamzah Fansuri, tempat makamnja mungkin didekat Barus, Tapanuli (pudjangga).
6. St. Kamidun, Tapanuli (pudjangga).

Jang memegang Bahagian Purbakala dizaman pemerintahan Belanda íalah Oudheidkundige Dienst. Dulunja dinas ini berdiri sendiri dan dalam pelaksanaannja didaerah-daerah langsung berhubungan dengan Pemerintah. Didaerah-daerah Dinas ini waktu itu tidak mempunjai tjabang. Semendjak tahun 1950 Pemerintah kita meletakkan Dinas ini sebagai bahagian dari Djawatan Kebudajaan Pusat jang oleh Djawatan diberi hak penuh untuk mengurus diri sendiri. Oleh sebab Djawatan Kebudajaan dipropinsi mempunjai Perwakilannja, maka Dinas Purbakala sebagai bahagian dari Djawatan Kebudajaan Pusat mengadakan hubungan dipropinsi dengan Perwakilan.

Pemeliharaan benda-benda dan bangunan purbakala adalah besar sekali artinja untuk sedjarah tanah air-kita. Benda-benda mati ini sepintas lalu seakan-akan tidak ada artinja. Tetapnja terpelihara benda purbakala ini dapat mentjeriterakan kembali tentang sedjarah tanah air kita dizaman dahulukala, dengan tulisan-tulisannja, patung-patungnja, bentuk bangunannja, dan lain-lain sebagainja.

Bangunan-bangunan purbakala di Sumatera Utara terutama didapat di Padanglawas (Tapanuli) jang disebut disana biara. Biara-biara ini letaknja diudik Sungai Barumun dan pada anak-anak Sungai Panai dan Barumun. Fiara-biara ini adalah bangunan-bangunan dari keradjaan Panai jang pada tahun 1024 tunduk pada Radja Rajendracoladewa, seorang radja dari India Selatan, jang kemudian tunduk pula pada Keradjaan Modjopahit. Sebelum orang Eropah datang, pada achir abad

734