Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/725

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dan sebagainja hanja jang ada sadja dipakai, sehingga pengiriman surat-surat jang penting tidak terganggu karena djuga segala sesuatu jang dapat diselesaikan dengan lisan, diselesaikan dengan lisan untuk menghemat kertas-kertas dan agar para pegawai dapat berganti-ganti meninggalkan kantor untuk mentjari penambah nafkah jang diterimanja dari kantor.

Jang sangat mengalami kesulitan keuangan dari semua usaha-usaha Pemerintah ialah rumah-rumah-sakit, karena orang-orang sakit itu selain harus mendapat obat dan perawatan djuga makanan jang pantas. Maka oleh karena kesulitan keuangan ini sebahagian besar dari orangorang sakit dikirim pulang oleh rumah-rumah sakit, walaupun penjakitnja belum baik. Hanja orang-orang jang berpenjakit parah dan orangorang jang tidak mempunjai famili jang sanggup memeliharanja ditahan dirumah-sakit. Ini hanja dapat dilakukan terhadap pasiën jang berpenjakit badan.

Bagaimana halnja dengan orang-orang jang berpenjakit djiwa ? Terhadap orang jang berpenjakit djiwa inilah jang sangat sulit. Tak dapat dipaksakan kepada keluarganja untuk mengambilnja dari rumah sakit. Djuga walaupun kiranja dapat dipaksakan, kembalinja orang jang berpenjakit djiwa kerumah, pasti akan lebih menjukarkan keadaan masjarakat jang pada waktu itu sudah ruwet oleh karena pemerintahan jang belum stabil.

Maka terhadap keuangan rumah sakit djiwa, Pemerintah mengambil perhatian istimewa. Sekuat tenaga jang ada padanja diusahakan untuk menjukupi kebutuhan pertama dari rumah sakit itu. Akan tetapi walaupun demikian keadaan rumah-rumah sakit tetap menjedihkan. Tiap tiap orang jang menengok keadaan rumah sakit djiwa dari dekat, tentu sangat iba hatinja melihat pakaian-pakaian dan sebagainja.

Nasib baik untuk pengurus rumah-sakit djiwa ialah setelah tentera Sekutu mendarat di Indonesia, maka pasiën Eropah, Tionghoa, Ambon, Menado dan pasiën Indonesia jang sudah teken Belanda diambilnja semua, jang mana hal ini tentu banjak mengurangkan beban jang harus dipikirkan tiap-tiap Pengurus Rumah Sakit Djiwa.

Setelah Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan uang sendiri, maka keadaan keuangan tiap-tiap usaha Pemerintah mendjadi mulai baik, terutama oleh karena nilai koers uang R.I. pada permulaan keluar uang itu ada sama tingginja dengan uang Belanda (Nica) jang diperedarkan pada waktu itu.

Tetapi nilai koers uang R.I. tidak lama dapat dipertahankan.

Dengan berkurangnja harga uang kertas Pemerintah maka keadaan pegawai-pegawai mendjadi sulit lagi, karena gadji-gadji jang sudah

tentu angka-angkanja itu makin merosot nilainja. Kesulitan-kesulitan ini makin diperbesar lagi oleh infiltrasi Belanda jang berusaha sekuat tenaga mempersulit segala-galanja dengan maksud agar semua pegawaipegawai meninggalkan tjita-tjitanja. Penderitaan pegawai-pegawai R.I. didalam kota-kota jang sudah diduduki Sekutu, dimana Nica selalu

703