Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/724

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Tahun 1951 tak membawa perbaikan dalam hal ini, malahan dari Sumatera Timur ada 2 orang dokter Belanda jang setelah berachir ikatan dinasnja tak bersedia lagi bekerdja pada Pemerintah. Dari Atjch 1 dokter (dari Sigli) dipindahkan ke Djakarta dan tak ada gantinja.

Baru dalam tahun 1952 untuk Tapanuli dapat didatangkan 9 dokter dari luar negeri, kebanjakan bangsa Austria, untuk Atjeh 4 orang dokter dari luar negeri dan satu dokter warganegara, dan untuk Sumatera Timur 5 dokter dari luar negeri; sebaliknja dalam tahun ini dokter dari Padangsidempuan berangkat ke Djakarta dan 1 dokter dari Langsa minta berhenti.

Dengan pegawai perawatan halnja agak berlainan. Segera sesudah Negara Kesatuan terbentuk, pegawai-pegawai „non” mendaftarkan diri dan dipekerdjakan kembali, sebahagian besar didaerah Sumatera Timur.

Kepada pegawai administrasi, sesudah Negara Kesatuan, diperintahkan untuk tinggal tetap ditempatnja masing-masing, hal mana mulamula menimbulkan kegelisahan diantara pegawai-pegawai R.I. di Tapanuli, jang antara lain menuntut supaja kepada mereka diberikan „sleutelposities" dikantor Inspeksi Kesehatan Medan. Akan tetapi berhubung dengan kekurangan perumahan di Medan jang sudah penuh sesak karena kebandjiran pegawai-pegawai dari djawatan-djawatan lain jang semula tinggal didaerah R.I. terpaksa diambil tindakan sedemikian.

Hingga sekarang kekurangan perumahan ini sangat menghambat djalannja usaha-usaha kesehatan, karena tak dapat dipindahkan pegawai dimana tenaganja dibutuhkan.


FUNKSI KEUANGAN.

Bagaimana dengan keuangan ?

Oleh karena keuangan adalah salah satu roda jang sangat penting untuk memutar segala sesuatu, baik jang mengenai perseorangan maupun mengenai Pemerintahan, maka pada tiap-tiap kali kita menoleh kebelakang, mau tak mau senantiasa tergambar dimuka kita djuga keadaan keuangan jang sebagai bensin dari motor tiap-tiap usaha.

Setelah Pemerintahan beralih dari tangan Djepang ketangan orang Indonesia, maka keruwetan keuangan jang telah dialami selama Pemerintahan Djepang mendjadi mangkin ruwet, karena uang Djepang jang tadinja berada di Kas Negeri lantas menghilang. Ini dapat dimengerti, karena sebelum Sekutu mendarat di Indonesia orang-orang Djepang semuanja mendjadi bingung, sehingga uang-uang jang ada di Kas Negeri diambilnja dan dihambur-hamburkannja tidak berketentuan.

Dengan tidak adanja uang di Kas Negeri, maka pegawai pada umumnja tidak mendapat gadji atau walaupun mendapat gadji tidak pada waktunja lagi dan sangat djarang mendapat penuh. Karena tidak dapatnja gadji maka para pegawai masing-masing berusaha mentjahari nafkahnja diluar dengan memakai sebahagian waktu dinasnja.

Belandja kantor, misalnja ongkos telepon, penerangan dan air sudah dengan sendirinja tidak dapat dibajar, sedang alat kantor, kertas, pensil

702