Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/723

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dibangunkan berangsur-angsur Dinas Kesehatan Sekolah, Dinas Karantina, Statistiek, Hygiëne dan lain-lain.

Oleh sebab tak ada tjatatan tentang kelahiran dan kematian, maka keadaan kesehatan rakjat jang sebenarnja, baik dalam daerah R.I. maupun dalam daerah pendudukan Belanda tak dapat diketahui.

Jang njata ialah bahwa pada tahun 1949 penjakit tjatjar meradjalela di Sumatera Utara, terlebih-lebih didaerah Atjeh; berapa banjaknja orang jang meninggal tak dapat diketahui.

Dalam tahun 1951 penjakit tjatjar ini di Sumatera Timur dan Tapanuli mendjadi kurang, sedang dari Atjeh masih diterima laporan, bahwa penjakit ini disana sini bertjabul.

Dalam tahun 1952 hanja disana sini orang jang terserang oleh penjakit tjatjar, sehingga boleh dikatakan, bahwa dalam tahun itu wabah tjatjar tak ada lagi.

Sesudah agressi kedua 14 dokter Tentera Belanda (K.L.) diperbantukan pada D.V.G. dan sebahagian besar dipekerdjakan didaerah Tapanuli, di Atjeh tak ada. Sesudah penjerahan kedaulatan dokter-dokter ini ditarik kembali dan pekerdjaan kesehatan rakjat diselenggarakan oleh dokter R.I.

Dizaman R.I.S. pegawai jang bekerdja di Tapanuli dan Atjeh adalah pegawai dari R.I. Djokja, sedang pegawai-pegawai jang bekerdja di Sumatera Timur adalah bekerdja pada N.S.T. Menurut keadaan pada pertengahan tahun 1950 jang bekerdja di Sumatera Utara ialah:

Tapanuli : 5 dokter Pemerintah dan 1 dokter partikelir (termasuk Kepala Djawatan Kesehatan Rakjat Tapanuli).
Atjeh : 6 dokter Pemerintah, diantaranja 1 didaerah Sabang (termasuk Kepala Djawatan Kesehatan Rakjat Atjeh).
Negara Sumatera Timur : 27 dokter Pemerintah dan 41 dokter partikelir.

Adapun pembagian tenaga-tenaga dokter Pemerintah didaerah-daerah ini ialah sebagai berikut:

Daerah Tapanuli 2 di Sibolga, 2 di Padangsidempuan dan 1 di Tarutung.
" Atjeh 2 di Kotaradja, 1 di Sigli, 1 di Bireuen, 1 di Langsa dan 1 di Sabang (daerah federaal).
" N.S.T. 18 di Medan, 1 di Tebing Tinggi, 1 di Bindjei, 2 di Kabandjahe, 3 di Pematang Siantar, 1 di Tandjungbalai dan 1 di Labuhan Ruku.

Dari angka-angka ini dapat dimengerti, bahwa sebahagian besar dari Propinsi Sumatera Utara tak terpelihara.

701