Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/721

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

untuk mendapat alat-alat, obat-obat dll. dari Pemerintah Pusat atau dari Luar Negeri.

Mulai waktu R.I.S. sampai ke Negara Kesatuan pimpinan di Atjeh (dahulu Propinsi Atjeh) berada dibawah Dr. I Made Bagiastra, sedang di Tapanuli dan Sumatera Timur (dahulu Propinsi Tapanuli/Sumatera Timur) dibawah Dr. Diapari Siregar.

Usaha-usaha didaerah pendudukan Belanda ini berada dibawah Recomba setempat.

Dalam usaha untuk mengembalikan keadaan sebelum perang dunia ke II maka D.V.G. (Dienst Volksgezondheid) dipelopori oleh Nederlandse Rode Kruis dari Koninklijke Nederlands Indonesische Leger (K.N.I.L.), jang dipelbagai tempat djuga mendirikan poliklinik-poliklinik Rode Kruis. Apabila ditempat -tempat jang telah dikundjungi itu sudah ada kemungkinan-kemungkinan untuk suatu pelaksanaan usaha-usaha sipil, maka kemudian usaha selandjutnja diserahkan kepada Dienst Volksgezondheid jang berpusat di Departement van Gezondheid Djakarta.

D.V.G. ini kemudian menempatkan ditempat-tempat tersebut dokterdokternja. Djuga dikebun-kebun, misalnja di Kisaran (H.A.P.M.) dan di Laras (H.V.A.) ditempatkan D.V.G.-arts.

Adapun tentang pengiriman tenaga-tenaga perawatan dan dokterdokternja ini diselenggarakan oleh Noodcommissie van de Medische Zending di Djakarta jang bekerdja sama dengan Ministerie van Overzeesche Gebiedsdelen di s Gravenhage (Den Haag).

Kebanjakan dari tenaga-tenaga ini jang terdiri dari bangsa Belanda, membikin ikatan dinas 3 tahun dan dikirimkan ke Indonesia berdasarkan „Richtlijnen voor de Indienststelling van Personeel op de heropbouw van Nederlands-Indië" menurut Ministrieële Beschikking tgl. 29 September 1943. Selain itu banjak djuga jang pengirimannja dilakukan dengan perantaraan/bantuan pihak Zending (Zending van de Gereformeerde Kerken in Nederland). Disamping itu kepada D.V.G. diperbantukan pula sedjumlah 14 Officieren van Gezondheid dari Koninklijke Landmacht (K. L.).

Disebabkan karena mudahnja mendapat perhubungan keluar dan tjukup persediaan alat-alat serta perlengkapannja, maka usaha Belanda ini boleh dikatakan berhasil di Sumatera Timur, terutama dikota-kota dan perkebunan-perkebunan. Hanja tenaga-tenaga perawatan- perawatan rendahan dalam banjak hal masih merupakan rintangan baginja, oleh karena mana kebutuhan ini ditutup dengan djalan penerimaan tenagatenaga jang belum pernah mendapat/mempunjai pengalaman dalam lapangan kesehatan (leerling verpleger/sters dan ongediplomeerde verplegers/sters).

Dengan tertjiptanja Negara Sumatera Timur oleh Belanda pada achir 1947, maka organisasi kesehatan rakjat langsung berada dibawah

Departement van Culturele Zaken der N.S.T., Directeur J. F. Keulemans. Kemudian nama Departement ini diganti dengan Departemen Sosial, Kebudajaan dan Pengadjaran. Setelah J. F. Keulemans meletakkan djabatannja, maka pimpinan dipegang oleh Tk. M. Bahar. Pimpinan

699