Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/708

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kegiatan wanita itu sudah dapat mempengaruhi tjara berfikir masjarakat, masih terlalu siang untuk mendjawabnja. Akan tetapi tidak dapat disangkal, bahwa badan-badan seperti ini pantas diberi tempat selajaknja didalam usaha pembinaan.


Kelandjutan dari kesibukan disekitar dunia Kepanduan jang dimulai pada tahun 1951 ialah dengan terdapatnja dasar kerdja sama jang sehat diantara organisasi-organisasi Kepanduan. Pada permulaan tahun 1952 Kepanduan di Sumatera Timur sudah berhasil dengan pengusulan serta penetapan seorang Kommisaris IPINDO, jang menerima tugas-tugasnja dari IPINDO Djakarta. Sedang di Tapanuli dan Atjeh hubungan-hubungan dengan organisasi Kepanduan tetap mendjadi perhatian untuk pada satu masa dikonkretisir seperti keadaan di Sumatera Timur. Tetapi sebelum sampai ketaraf itu dapat diduga, bahwa banjak lagi kesulitan-kesulitan jang harus diatasi, diantaranja pengertian jang kurang tepat dari organisasi-organisasi baru tentang kedjiwaan asli dari hal mendjadi Pandu itu; pun djuga rintangan-rintangan jang disebabkan kekurangan alatalat, tenaga-tenaga pimpinan dan kemungkinan-kemungkinan mengadakan latihan-latihan seperlunja. Dalam tahun 1952 di Bandung telah dipersiap akan dan ditammatkan tenaga- tenaga untuk mengambil pimpinan kelak didalam usaha -usaha menghidupkan djiwa Kepanduan. Sumatera Utara sekarang mempunjai 3 orang tammatan kursus tersebut, jang menghadapi pekerjaan Kepanduan itu dengan djalan mengadakan hubungan-hubungan, latihan serta penerangan-penerangan. Kalau djiwa Kepanduan meresep dan berkembang lebih dari pada keadaan sekarang, tentulah bukan sedikit pengaruhnja.


Usaha untuk mengembangkan olahraga mempunjai beberapa segi sebagai pengisi waktu terluang jang tidak ketjil artinja dilihat dari segi pendidikan, jakni memadjukan kesehatan djasmani dan meresapkan pada masjarakat kedjiwaan sportman-ship. Tetapi objek chusus bagi Pendidikan Masjarakat dalam lapangan ini ialah pengembangan kesedaran berorganisasi, oto-aktiviteit. Oleh karena itu maka pemberian bantuan alat-alat pun disesuaikan dengan maksud itu. Organisasi-organisasi olahraga jang sudah kokoh tidaklah lagi memerlukan bantuan materiil. Jang memerlukannja ialah masjarakat di-desa-desa jang ingin mentjiptakan kumpulan-kumpulan jang didukung oleh kegiatan, tetapi tidak mampu membeli alat-alat untuk menumbuhkannja.


Walaupun didalam kota-kota di Sumatera Utara antara lain berkat peristiwa mengadakan PON-III di Medan pada tahun 1953, sudah nampak kesibukan-kesibukan berlatih, mengadakan pertandingan-pertandingan, mengadakan pertemuan-pertemuan dsb.nja, adalah mendjadi kegembiraan bagi kita, namun einginan dan kesempatan berolahraga belum setjukupnja terdapat di-daerah-daerah sekitar kota, apalagi di-desa-desa.


Disamping permainan- permainan jang umum digemari orang seperti bola kaki dan bulutangkis, Pendidikan Masjarakat mengichtiarkan memperkenalkan permainan-permainan jang lain seperti volley-ball dan ateletik. Hasil-hasil jang diperoleh didalam tahun 1952 berupa tumbuhnja organisasi-organisasi olahraga di-wilajah-wilajah luar kota. Pertandingan-




686