Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/709

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

pertandingan jang sudah beberapa kali diadakan terhitung volley-ball sebagai permainan jang ikut digemari, dilihat setjara objektif memang masih ketjil artinja. Tetapi dengan usaha terus-menerus hasilnja akan tidak mengeketjewakan.


Bahan batjaan bagi masjarakat jang terbanteras buta hurufnja adalah satu pekerdjaan terus-menerus jang tidak boleh tidak harus dikerdjakan. Bagi peladjar-peladjar P.B.H. Pertama serta Landjutan mendjadi satu persoalan pokok bagaimana menjalurkan ketjakapan membatja jang diperoleh mereka itu agar setjara positif merupakan keuntungan jang permanen. Untuk maksud itu di Daerah I (Sumatera Utara) sudah terbuka 175 buah T. P. Pengantar, dan 174 buah T.P.R.-A. Hanja sangat disesalkan bahwa persediaan kitab-kitab adalah demikian terbatasnja (buku-buku dalam bahasa Indonesia jang setaraf dengan pengetahuan desa!), sehingga T.P. Pengantar itu belum mendjadi sumber jang setjukupnja memantjarkan pemeliharaan pendidikan untuk seterusnja. Demikian djuga T.P.R.-A. Dalam hal ini TP.R. tingkat B jang djumlahnja 26 buah tidak sebegitu hebat mengalami kesulitan, jang menjulitkan ialah tenaga penjelenggara. Semua T.P.R. jang 26 buah itu masih diladeni oleh orang-orang jang ditundjuk oleh Panitia-panitia Pendidikan Masjarakat. Tentu sadja keahlian belum dapat diharapkan dari mereka. Mengingat T.P.R. tingkat C ada 2 buah jang aktif, mempunjai persediaan buku jang agak memuaskan, mempunjai staf penjelenggara jang memadai dan dapat menghidangkan batjaan untuk kalangan terpeladjar. Minat untuk membatja masih belum seperti jang diharapkan.


Kalau dibandingkan djumlah serta hasil T.P.R. 2 di Sumatera Utara dengan nilai jang terdapat pada sesuatu perpustakaan umumnja, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa urusan Perpustakaan Rakjat masih berada dalam taraf bersahadja, walaupun dirasakan, bahwa keperluan akan T.P.R. 2 itu ber-lomba-lomba dengan usaha Pembanterasan Buta Huruf, bahkan di waktu depan mendapat titik berat sesudah rentjana P.B.H. akan selesai. Meskipun hidupnja semangat membatja bukanlah merupakan satu benda jang dapat ditumbuhkan setjara mendadak, tetapi djumlahdjumlah jang dikemukakan diatas serta perlengkapannja adalah djauh dari pada menjanggupi kebutuhan masjarakat.


Kursus Kemasjarakatan Orang Dewasa (K.K.O.D.) jang dimaksud sebagai satu instituut jang mendidik masjarakat kearah berusaha praktis, pada tahun 1952 belum dapat diberikan. Kalau dibandingkan dengan keadaan di Djawa, masjarakat di Daerah I akan lebih lambat dalam mendirikan kursus-kursus seperti ini. Salah satu faktor di Djawa jang menjuburkan pertumbuhan K.K.O.D. ini ialah padatnja penduduk dan kurangnja mata pentjaharian berupa pertanian, perternakan dan sebagainja, sehingga merupakan tjemeti tersendiri djuga bagi masjarakat untuk memikirkan penambahan penghasilan dengan usaha-usaha lain, seperti keradjinan tangan, penggiatan dari usaha-usaha jang sudah ada dsb.-nja. Faktor penghasilan tadi di Sumatera Utara tidak sedemikian dirasakan desakannja.

687