Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/702

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tak djuga dapat dikatakan bahwa masjarakat sudah benar-benar merasakan kehausan akan ilmu pengetahuan.

Kegiatan disekitar urusan Pemuda tidak dapat berdjalan dengan lantjar dan hanja terbatas pada mentjahari kontak sadja. Nampak betul bahwa pemuda- pemuda dihinggapi oleh kelesuan djuga, sehingga semua organisasi Pemuda masih passif Jang ada hanjalah runtuhan. Hal ini disadari djuga oleh beberapa pemimpin, dan mereka berichtiar menghidupkan kembali semangat berorganisasi itu, dengan djalan mengadakan di Medan dan Surabaja Konperensi-konperensi untuk membentuk front-front Pemuda. Sajang sekali usaha ini tidak timbul dari bawah. Lagi pula atjara-atjara melulu meliputi persoalan jang bertjorak politis, tapi tidak mengingat akan pembangunan jang psychologis paedagogis — sosial — konstruktif.

Pendidikan bagi Wanita baru bersifat pemberian penerangan-penerangan tentang berbagai soal jang pantas diketahui Ibu-ibu didesa-desa. Diandjurkan kepada mereka agar bergiat memasuki kursus-kursus P.B.H. Dari statistik-statistik ternjata, bahwa 60% dari peladjar P.B.H. terdiri dari kaum wanita. Kursus-kursus P.B.H. jang muridnja terdiri dari pada melulu atau sebahagian besar wanita, diadjak mengadakan peladjaran chusus jang diperlukan mereka.

Tahun 1950 masih mengalami akibat -akibat perdjuangan. Kegiatan dalam lapangan pendidikan masih berat sebelah, jakni dalam batas menjuruh anak-anak kesekolah. Orang-orang dewasa sebahagian besar dikuasai oleh fikiran memperdjuangkan kehidupan lajak . Dalam hal berorganisasi mendjelma bajangan perpetjahan (desintegratie) jang tidak djarang hampir membawa kehantjuran. Keadaan-sekitar seperti ini bagi usaha penghidupan masjarakat tentu tidak membaikkan. Karena itu usaha-usahanja harus didjalankan setjara hati-hati benar, sambil mempertjapai, bahwa potensi-potensi jang semasa perdjuangan berwudjud njata, tetapi buat sementara tertutup oleh kebutuhan-kebutuhan berbagai rupa, pada satu masa akan dapat menampakkan dirinja lagi.

Usaha-usaha jang didjalankan didalam tahun 1950 untuk memperkenalkan maksud dan tudjuan Pendidikan Masjarakat, berupa penerangan-penerangan, kundjungan-kundjungan kepada Panitia-panitia, re-organisasi-organisasi, pembentukan Kantor-kantor I.P.M. Kabupaten,

tuntutan terhadap kursus-kursus dsb nja berhasil dengan meluasnja pengertian dikalangan masjarakat pada awal tahun 1951. Tidak dapat disangkal, bahwa perobahan itu djalannja perallel dengan kehidupan masjarakat jang sudah mulai lumajan dan keinsafan bahwa untuk membangun, pengetahuan pun mendjadi sjarat mutlak. Statistik P.B.H. menundjukkan gerak naik, walaupun tidak tersangkal, bahwa kegiatan mengadjar dari banjak guru-guru P.B.H. masih berdasarkan pada soal keuangan. Hal ini nampak betul pada ketika pemberian bantuan mengalami ketegunan (stagnasi). Tidak sedikit djumlahnja kursus-kursus P.B.H. jang menghentikan peladjaran. Difihak jang lain seperti masjarakat perkebunan, lingkungan-lingkungan perusahaan mengalami kepesatan,

680