Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/699

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

B. PENDIDIKAN RAKJAT DI SUMATERA UTARA.

Untuk menggambarkan sampai dimana sudah kegiatan pendidikan rakjat di Sumatera Utara ini, kiranja membaikkan djuga, kalau kita sepintas lalu menjedari keadaan-keadaan njata dalam mana bangsa kita berada, sewaktu ia menerima konsekwensi daripada proklamasi kemerdekaannja jang berisikan tanggungdjawab atas pengendalian nasib sendiri. Bangsa Indonesia terpaksa membela diri terhadap seranganserangan militer, ekonomis dan politis dari luar dalam keadaan rohani dan djasmani jang lemah dan parah. Kemiskinan di-mana-mana, kelesuan umum masih belum teratasi, salah faham dan pertentangan-pertentangan tradisionil diantara golongan-golongan kebudajaan, kejakinan-kejakinan, lapisan-lapisan dan partai-partai politik. Perdjuangan itu sendiri membawa serta masuknja massa sebagai pemegang peranan penting. Perobahan-perobahan tjepat terdjadi dalam pergaulan hidup, baik mengenai bentuk, maupun mengenai tjoråk hubungan-hubungannja. Pengertian baru mulai menguasai tjara berfikir, merasa dan bertindak. Pada banjak lapangan terdjadi emansipasi, golongan-golongan merebut hak-hak dan djalan-djalan masuk, ke-lingkungan-lingkungan jang sebelum itu tertutup baginja. Hak tersebut membawa rasa tanggung-djawab jang tidak djarang salah didjalankan. Sesungguhnja, dari manusia Indonesia, waktu itu dikehendaki sjarat-sjarat jang lebih berat tentang sifat serta kemampuannja, djauh lebih berat dari pada sebelum itu.

Ter-lebih-lebih setelah selesai pertarungan dengan kekerasan sendjata. Masa pembinaan memerlukan ke-aturan fikiran-fikiran penuntunan. tenaga-tenaga mentjipta, semangat mempelopori dan mewudjudkan sesuatu usaha jang konstruktif.

Maka sebagai landjutan dari kesedaran-kesedaran akan kekurangankekurangan tadi dan untuk menjelaraskan keadaan masjarakat dengan martabat tinggi dari Negara kita jang merdeka dan berdaulat, harus tiap kelemahan kita perkokoh, harus masjarakat dididik mendjadi ulet, lahir dan batin . Dalam hubungan dan tudjuan ini lahirlah Pendidikan Masjarakat sebagai satu reaksi terhadap keadaan njata itu menudju kepada satu gambaran tjita tentang hidup kebangsaan kita. Dalam hubungan ini Pendidikan Masjarakat bukanlah dilahirkan dengan kenjataan seakan-akan dapat membereskan sesuatunja dengan langsung, melainkan hanja ingin menimbulkan tenaga-tenaga kebatinan sebesar mungkin, hal mana merupakan sjarat mutlak bagi tertjapainja keberesankeberesan itu. Pendidikan Masjarakat hanjalah satu alat bagi kemadjuan dan pendidikan diri sendiri. Pun disedarinja djuga, bahwa maksud itu tidak dapat diwudjudkan dalam djangka waktu jang singkat. Tugas itu adalah tugas bagi beberapa keturunan, dan menghendaki kesabaran dalam membantu dan memupuk pertumbuhan masjarakat, jang hasilnja tidak mungkin ditjapai dengan ter-gesa- gesa, sekalipun mempergunakan

alat-alat setjara massaal, tetapi bersifat zahir se-mata- mata.

677