Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/697

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

haruslah dapat diinsafi, betapa pentingnja pula soal latihan kerdja untuk mempertinggi deradjat ketjakapan vak atau ketjakapan teknis kaum buruh kata pada umumnja.

Usaha ini, mengingat persediaan-persediaan kita jang serba kurang itu memang adalah lebih sudah dalam bentuk tjita-tjita daripada untuk dilaksanakan dengan bersungguh-sungguh.

Buat Sumatera Utara dalam tahun 1951 baru dapat dibuka di Medan dua matjam kursus vak, jaitu kursus teknik bagian besi dan sematjam lagi bagian kaju (bangun-bangunan) dengan masing-masing mempunjai kursis 23 orang. Selain tempatnja terpaksa harus menumpang di Sekolah Teknik Pertama di Medan, maka guru-guru untuk pengadjar kursuskursus inipun harus „dipindjam" dari sekolah tersebut. Djadi tenaga dan perlengkapan belumlah dapat dikerahkan chusus kelapangan itu.

Kursus-kursus vak tersebut jang dibuka dalam bulan Djuli tahun 1951 telah diachiri dalam bulan Agustus tahun 1952. Udjian buat tukang besi diikuti oleh 15 orang, diantaranja seorang tiada lulus. Sedang udjian buat tukang kaju diikuti oleh 14 orang, diantaranja djuga seorang tiada lulus.

Mengingat kesukaran guru dan tempat tadi, maka kursus-kursus baru berikutnja tidak dibuka.

Akan tetapi betapapun banjaknja kesukaran-kesukaran jang merintang, mengingat pentingnja guna mempertinggi deradjat ketjakapan vak atau ketjakapan teknis kaum buruh kita pada umumnja itu, maka soal latihan kerdja itu haruslah mendapat perhatian lebih landjut dan dilaksanakan seterusnja.

Ada dimaksud untuk mendirikan sebuah Pusat Latihan Kerdja di Medan, jaitu untuk seluruh Sumatera.

Selandjutnja dalam garis-garis kebidjaksanaan untuk mempertinggi mutu gerakan sekerȧja buruh, maka terhitunglah pula jang terpenting usaha melatih organisasi-organisasi buruh berangsur-angsur kearah dapat berdiri sendiri, jaitu dalam lapangan :

a. keuangan organisasi,
b. mengatur hubungan-kerdja buat tiap-tiap anggota menurut djenis vak atau setjara kollektif dan
c. menetralisir organisasi serikat buruh dari sentimen jang tiada menguntungkan gerakan sekerdja.

Seperti sudah dinjatakan, adanja pergeseran antara dua buah organisasi buruh pada satu lapangan kerdja, seperti antara serikatserikat buruh jang bergabung dalam SOBSI dengan jang bergabung dalam GOBSU, menjulitkan untuk memperdapat tjara-tjara kerdjasama dalam menghadapi madjikan.

Aliran serikat-serikat buruh jang bersaingan pada satu lapangan kerdja itu mungkin nantinja dapat bersatu pada satu djangka, dimana serikat-serikat buruh itu sudah bisa berdiri sendiri dan sudah bisa memperhitungkan perdjuangan sekerdja terlepas dari sentimen atau cynisme, dimana serikat buruh itu sudah dipahami benar-benar sebagai organisasi

675