Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/689

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Djumlah buruh pertambangan minjak di Sumatera Utara ada lebih kurang 3,000 orang.

Selandjutnja objek-objek dibeberapa buah pelabuhan di Sumatera Utara memperkerdjakan buruh sedjumlah lebih kurang 5,000 orang.

Kemudian kita sebutkan lagi perusahaan-perusahaan vital, seperti perusahaan Air Bersih, Gas dan Listrik (O.G.E.M.), achirnja lagi pertjetakan-pertjetakan, pabrik-pabrik es, kilang getah, minjak makan, papan, kulit dan lain-lain, jang terutama diantaranja terdapat di-kota-kota besar, diantaranja kepunjaan modal bangsa Tionghoa, djuga kepunjaan modal bangsa Indonesia sendiri.

Demikian sekadar gambaran betapa luasnja dunia perburuhan di Sumatera Utara, jang meliputi djumlah buruh kira-kira setengah djuta orang.

Seperti sudah dikatakan, sesudah Proklamasi Kemerdekaan, buruh — didaerah ini sudah ada organisasinja, terutama buruh perkebunan — jaitu Sarbupri. Organisasi ini semasa pendudukan tentera Belanda tiada memperlihatkan sepakterdjangnja, akan tetapi segera aktif kembali sesudah pemulihan kedaulatan.

Bahkan disampingnja timbul bangun organisasi-organisasi buruh lainnja, sesuai menurut kebutuhan masing-masing djenis lapangan perburuhan.

Demikian kita kenal dilapangan pengangkutan, organisasi-organisasi seperti S.B.K.B. (buruh kenderaan bermotor) dan S.B.K.A. (buruh keretaapi).

Serikat buruh jang terpenting bagi buruh pelabuhan ialah S.B.P.P.

Selandjutnia pada perusahaan-perusahaan vital kita kenal organisasiorganisasi P.B.A.B. (buruh Air Bersih) dan S.B.L.G.I. (buruh O.G.E.M.).

Dilihat dari sudut kesedaran nasional, njatalah, bahwa masa sesudah pemulihan kedaulatan itu digunakan spontan oleh kaum buruh untuk meniusun diri kedalam, serta memperlihatkan keluar apa jang dapat diperdjuangkan untuk mentiapai sesuatu jang terkandung selama ini sebagai tjita-tjita buruh, sebagai bahagian tiita-tjita nasional.

Peniusunan tenaga untuk membangun kekuatan buruh ini, dilihat dari sudut perburuhan jang begitu luas lapangannia dan lebih-lebih beraneka ragam pula tjorak djenisnja, memang sulit-kalaupun tidak mungkin — dilakukan kearah adanja satu sadja organisasi buruh, jang meliputi segala perburuhan.

Sebab itu praktis dapatlah diterima, bahwa dalam dunia perburuhan jang mengandung aneka ragam djenis lapangan itu, disusun organisasiorganisasi tersendiri jang lebih merupakan spesialisasi dalam gerakan untuk mentjapai tudiuan setiara lebih langsung.

Akan tetapi sedjarah perburuhan didaerah ini sesudah pemulihan kedaulatan tidaklah menundjukkan perkembangan sampai disitu sadja.

Selain spesialisasi gerakan maka dalam satu lapangan kerdjapun terdapat berbagai organisasi buruh, artinja disamping Sarbupri umpamania ada lagi S.B.P., P.B.P., serikat-serikat buruh H.V.A., Socfin dan Deli Mij.

667