Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/68

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Walaupun mengalami gentjatan-gentjatan jang demikian rakjat umumnja dan terutama sekali pemuda-pemuda terus mendjalankan kewadjibannja dengan semangat jang bergelora.


Melihat semangat pemuda jang tiada kundjung padam ini Markas Uleebalang melakukan pula tindakan-tindakan jang lebih keras. Pada tanggal 3 Nopember 1945 beberapa orang pemimpin pemuda ditangkap dan dipukuli sampai berdarah dan beberapa orang diantaranja sampai pingsan. Pada tanggal 8 Nopember 1945 mereka merampas kantor P.R.I. di Lammeulo dan kantor tersebut didjadikannja tempat perdjudian sebagai edjekan, sedang kepada pemuka-pemuka dan anggota-anggota organisasi perdjuangan mulai saat itu tiada diizinkan lagi masuk kota Lammeulo.


Dengan demikian pada lahirnja Markas Uleebalang sudah dapat menindas dan menghantjurkan gerakan kemerdekaan diwilajah Lammeulo. Kota Lammeulo sudah bulat djatuh ketangan mereka dan sudah bersih dari anasir-anasir pentjinta kemerdekaan Indonesia.


Pada tanggal 25 Desember 1945 Markas Uleebalang memulai pula gerakannja untuk menduduki dan mengusai kota Sigli, karena Sigli suatu kota jang penting dan dengan menguasainja mereka dapat memutuskan djalan perhubungan antara seluruh organisasi perdjuangan kemerdekaan seluruh Atjeh. Ditengah malam buta tentera liar mereka mulai masuk kota Sigli dan terus menduduki tempat-tempat jang strategis. Rakjat umum dan pemuda dilarang memasuki kota. Tiada lama kemudian diluar kota rakjat jang ditahan tidak diperbolehkan masuk kota sudah beribu-ribu djumlahnja. Ketika itu kaum Uleebalang sedang berusaha sekuat-kuatnja agar supaja tentera Djepang jang pada saat tersebut masih ada dalam kota Sigli mau menjerahkan sendjatanja kepada mereka.


Pada waktu itu dikalangan rakjat dan pemuda timbul kekuatiran besar djika sendjata ini benar-benar diserahkan oleh Djepang kepada Uleebalang pastilah sendjata-sendjata ini akan dipergunakan buat penindas gerakan kemerdekaan.Pada waktu itu djuga pemuda dan rakjat umum telah menjatakan kepada pembesar-pembesar Djepang supaja sendjata-sendjata itu diserahkan ketangan Pemerintah Republik Indonesia daerah Atjeh dan sendjata itu djangan sekali-kali diserahkan kepada Uleebalang sebab hal ini akan membahajakan keamanan dan djiwa rakjat unium. Bahkan pemuda dan rakjat umum mengantjam djika Djepang tiada berbuat demikian, dan akan menjerahkan sendjata itu kepada Uleebalang, pemuda dan rakjat akan menjerbu Djepang lebih dahulu. Berhari-hari lamanja Djepang tiada memberikan keputusan apa-apa dan dalam pada itu rakjat makin berdujun-dujun berkumpul diluar kota Sigli untuk merebut sendjata tentera Djepang sebelum Djepang menjerahkan sendjata- sendjata itu kepada Uleebalang. Sedang kota masih didjaga djuga oleh tentera liar Uleebalang dengan sendjata lengkap sambil mengadakan perampokan dan pentjulikan disana sini dalam kota

66