Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/668

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

c. Konpeksi (Pendjahitan pakaian).

Sebelum perang penduduk di Sumatera Utara ini mengenal perusahaan pendjahitan sebagai tempat menempahkan pakaian atau pendjahitan pakaian kodian jang kasar-kasar seperti pakaian anak-anak atau djas dsb., sedang kemedja toko dan pijama dari segala rupa dan djenis semuanja didatangkan dari luar negeri.


Pemakaian kemedja dan pijama toko di Sumatera Utara ini paling sedikit lima djuta helai dalam setahun. Berapa orangkah buruh jang dapat hidup dari pembuatan pakaian itu ? Betapa besar pula devisen jang harus dikorbankan pemerintah untuk pemasukannja ? Usaha kedjurusan pembuatan kemedja dan pijama ini telah dimulai sedjak tahun 1952 oleh beberapa perusahaan dan sampai achir Desember 1952 telah menghasilkan lk 500 pasang pijama dan 2000 potong kemedja sebulan (di kota Medan sadja). Alat-alat pembuatnja masih memakai mesin-mesin biasa ditambah alat-alat tambahan membuat lobang dan mendjahit kantjing.


Suatu perusahaan konpeksi jang sebenarnja, telah berdiri dikota Medan kepunjaan bangsa Tionghoa jang alat-alatnja baru sadja pada pertengahan Nopember 1952 dimasukkan. Berhubung dengan ahli-ahli pasang dan ahli dalam pekerdjaan itu disini tidak ada, maka pengusaha sendiri telah pergi ke Djakarta, untuk mempeladjari sendiri tjara mempergunakan mesin baru itu sambil meminta montir untuk memasang Setahu kami baru inilah satu-satunja perusahaan konpeksi jang sebenarnja di Sumatera ini. Djika ini sudah berdjalan sebagaimana mestinja, maka dengan alat-alat jang ada sekarang perusahaan itu telah dapat mengeluarkan kemedja sebanjak 360 helai sehari dengan memakai buruh sebanjak 36 orang, termasuk pekerdjaan-pekerdjaan administrasi, memotong, mendjahit, menggosok dan membungkus. Sebagian besar buruh itu terdiri dari wanita. Kini perusahaan tersebut baru dalam tingkat mempeladjari pemakaian mesin-mesin itu sedang buruhnja baru berdjumlah 16 orang terdiri dari 90% bangsa Indonesia.


Telah direntjanakan dan sedang diperdjuangkan supaja pada tahun 1953 setidak-tidaknja perusahaan sebesar ini telah dimiliki oleh pengusaha nasional, baik setjara perseorangan maupun perkongsian. Seandainja pengusaha-pengusaha Indonesia tidak sanggup menjediakan modal dengan kekuatan sendiri, akan diusahakan supaja sebahagian dapat dipenuhi dengar. bantuan Jajasan Kredit Daerah.


2. Keramik dan barang-barang dari semen.

Dibandingkan dengan keadaan sebelum perang, perusahaan keramik sekarang sudah djauh lebih madju, baik mengenai djumlah penghasilan maupun mutunja. Sebelum perang bangsa Indonesia tidak ada memiliki pembakaran batu di Sumatera Utara ini, tetapi kini di Sumatera Timur sadja sudah berdiri 15 buah dan beberapa buah lagi sedang dalam persiapan. Pun pembuatan genteng semen, pada masa sebelum perang hanja berada dalam tangan bangsa Asing, tetapi dewasa ini sudah hampir

646