Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/666

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Sigaret jang begitu banjak diisap penduduk di Sumatera Utara hampir seluruhnja berasal dari usaha bangsa asing. Sangat menggembirakan pembangunan satu paberik rokok nasional di Medan jaitu Barat Cigaret Factory. Paberik ini memakai 1 mesin jang modern dengan kekuatan 1200 batang setiap menit dan akan dibuka pada permulaan tahun 1953. Tudjuan paberik rokok jang djuga telah memakai mesin penggulung adalah kepunjaan orang-orang Tionghoa dengan kekuatan 7900 batang setiap menit. Dalam bulan Desember 1952 rokok sigaret telah dapat dihasilkan sebanjak 76.088.400 batang.


Djuga kita masih ketinggalan dalam pertukangan sepatu, industri perabot rumah tangga, penggergadjian kaju, remilling getah, Pharmasita dll. Pertukangan emaspun hampir seluruhnja telah lepas ketangan bangsa Tionghoa.


Jang agak menggembirakan ialah pertjetakan, penggergadjian dan pertenunan. Dibandingkan dengan tahun 1950, kenaikan djumlah pertjetakan bangsa Indonesia lebih 100% adanja. Jang dahulunja hanja 18 pertjetakan sekarang telah naik djadi 36 buah, diantaranja dua di Atjeh dan Tapanuli. Semuanja berkekuatan 58.304 m²/djam. Dipandang dari segi kapasitetnja, mesin tjetak kita masih djauh ketinggalan. Empat mesin tjetak bangsa Eropah jang ada di Medan sadja mempunjai kesanggupan mentjetak 65.259 m²/djam ditambah lagi dengan 10 pertjetakan Tionghoa jang kekuatannja 20.362 m²/djam.


Adalah menarik perhatian mengapa bangsa Indonesia djadi ketinggalan benar dalam soal perindustrian barang-barang dan makanan jang mendjadi kebutuhan rakjat sehari-hari. Begitupun dibandingkan dengan Sumatera Timur, kedudukan bangsa Tionghoa dalam perindustrian telah terdesak di Tapanuli dan Atjeh. Selandjutnja untuk mendapat gambaran jang lebih djelas disini diturunkan keadaan beberapa perusahaan di Sumatera Timur, daerah jang perkembangan industrinja lebih pesat dari Atjeh dan Tapanuli.


Tekstil.

a. Rami

Djika diingat bahwa pakaian adalah kebutuhan hidup jang penting sesudah makanan, maka sebagai negara pertanian jang mempunjai tanah-tanah jang begitu luas, amatlah menjedihkan djika bahan-bahan untuk ini semuanja masih harus didatangkan terus menerus dari luar negeri. Bahan pakaian jang terpenting ialah jang berasal dari tumbuh-tumbuhan jang salah satu diantaranja rami (bochmeria nivea) jang sedjak pendudukan Djepang penanamannja telah menundjukkan hasil jang memuaskan di Sum. Timur.


Diwaktu pendudukan Djepang, di Pematang Siantar telah didirikan satu paberik benang rami dan sudah mengeluarkan hasil 400 kg sehari dari mutu nomor 20/s. Paberik ini diteruskan pada waktu Republik Indonesia sampai aksi militer Belanda jang pertama. Tetapi pada waktu pemerintahan N.S.T. paberik ini dibongkar karena tempat paberik itu ditegakkan harus dikembalikan pada pemilik (Siantar Estate). Mesin-


644