Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/665

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kelonggaran dan pindjaman-pindjaman jang diberikan dengan sjarat-sjarat jang tidak berat.

Misalnja kini di Sumatera Utara telah berdiri perusahaan-perusahaan jang modern dan besar kepunjaan bangsa Indonesia jang tidak kalah dengan perusahaan-perusahaan bangsa asing, seperti pertjetakan, kilang-kilang papan, kilang-kilang perabot rumah, mesin-mesin tenun baru, serta kelengkapan tenun lainnja dari mesin-mesin, gilingan padi, bengkel rupa-rupa, pabrik sigaret masinal, remilling getah, usaha-usaha distilasi dan kimia dan beberapa djenis usaha-usaha keradjinan jang tadinja belum didapati didaerah ini.

Djika diperhatikan banjaknja perusahaan-perusahaan di Sumatera Utara menurut keadaan pada achir tahun 1952, dapatlah diperbandingkan sebagai berikut:

Indonesia Tionghoa Bangsa asing lain.
Atjeh 35% 64.5% 0.5%
Sum. Timur 25% 72% 3 %
Tapanuli 65% 34.5% 0.5%

Sudah tentu potensi keuangan dan kesanggupan perusahaan-perusahaan tidak sama, tetapi djelaslah bahwa baik dalam djumlah atau potensinja, pengaruh bangsa Tionghoa masih kuat menekan usaha-usaha nasional. Tetapi pemerintah telah mempunjai rentjana untuk tahun-tahun berikutnja. Dalam djangka waktu jang tidak lama, insja-Allah, usaha-usaha nasional djika belum dapat mengalahkan usaha-usaha bangsa asing, sekurang-kurangnja telah dapat mengimbanginja.


LAPANGAN USAHA.
Dalam segala matjam usaha perindustrian, nampaknja bangsa Indonesia telah menaruh perhatian, sekalipun umumnja kedudukan perusahaan-perusahaan nasional masih sangat tertekan dengan adanja perusahaan-perusahaan asing jang lebih banjak djumlahnja, lebih tinggi kapasiteitnja, atau lebih kuat modalnja.

Terutama bangsa Tionghoa masih kuat kedudukannja dalam industri barang-barang makanan, minuman, penggilingan padi, industri hasil tembakau, perkakas rumah tangga, barang-barang dari kulit dan dari karet, perusahaan kimia termasuk pembikinan sabun, hasil listrik dan alat-alat keperluannja, demikian djuga dalam perusahaan bengkel dan reparasi.

Penggilingan padi misalnja, terutama di Sumatera Timur banjaknja penggilingan padi bangsa Tionghoa djauh lebih besar djumlahnja. Diantara 338 penggilingan padi 231 diantaranja adalah kepunjaan bangsa Tionghoa. Dalam hal ini Tapanuli dan Atjeh sekalipun dalam perbandingan djumlah jang ketjil ada lebih beruntung. Diantara penggilingan padi jang djumlahnja 62 di Atjeh, 49 adalah kepunjaan bangsa Indonesia. Mesin giling padi orang Tionghoa jang djumlahnja 11 dianggap sedikit dibandingkan dengan 111 penggilingan kepunjaan bangsa Indonesia.

643