Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/66

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

akan mengadakan pembalasan dendam kepada rakjat dan pemimpin-pemimpin jang mendjadi lawan politik mereka, jang telah memimpin pemberontakan terhadap Belanda waktu petjah perang Pacifik.

Pada bulan September ’45 Uleebalang-Uleebalang itu sudah kembali lagi memaksa rakjat buat bekerdja paksa pada kebun-kebun dan bangunan-bangunan mereka.

Teuku Daud Tjumbok dari Lammeulo, 20 km dari Sigli, mengadakan perhubungan dengan bekas kontrolir Belanda van Swier di Medan. Perhubungan ini melalui bekas serdadu Knil Sukardi dan seorang lagi jang bernama Ibrahim Pane.

Teuku Daud Tjumbok mendjalankan kegiatan mengumpulkan bekas-bekas tentera Knil didaerah Atjeh.

Pada tanggal 12 Oktober 1945 Teuku Daud Tjumbok menurunkan bendera Dwi Warna dari kantor Guntyo di Lammeulo.

Teuku Tjut Hassan membangunkan sebuah partai jang diberi nama „Pembangun Indonesia”. Anggota-anggotanja sebahagian besar terdiri dari kaum Uleebalang (feodaal).

Organisasi ini mengadakan hubungan dengan Palang Merah Internasional di Medan.

Pada tanggal 15 Oktober 1945 oleh ulama seluruh daerah Atjeh dikeluarkan maklumat jang mengandjurkan agar semua rakjat Atjeh turut serta dalam pembangunan kemerdekaan tanah air dan memberi kejakinan bahwa perdjuangan ini adalah sutji, jaitu Perang Sabil.


АТЈЕН.

Apa jang kedjadian didaerah Atjeh?

Dalam buku risalah „Revolusi Desember ’45 di Atjeh” atau „Pembasmian Pengchianat Tanah Air” jang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Daerah Atjeh ditulis sebagai berikut:

„Pada tanggal 22 Oktober 1945 dengan bertempat di Beureunoeen dirumah Teuku Keumangan Umar seorang Uleebalang jang tertua dan jang sudah masjhur kedjahatannja kaum Uleebalang mengadakan suatu konperensi jang dihadiri oleh banjak Uleebalang-Uleebalang. Teuku Keumangan Umar sebagai praeadviseur dalam konperensi tsb, telah memberikan andjuran-andjuran kepada konperensi bahwa kaum Uleebalang harus mempertahankan kekuasaannja dengan memakai tjara-tjara seperti jang telah dipakai waktu melawan Keradjaan Atjeh dahulu. Teuku Keuwungan salah seorang pemberontak jang terbesar terhadap kekuasaan Keradjaan Atjeh jang sah dan penanda tangan korte verklaring dengan Belanda jang pertama. Dalam rapat ini kaum Uleebalang telah memutuskan akan mengadakan tentera sendiri untuk mendjadi backing dari gerakan mereka serta mengadakan organisasi mereka jang bernama „Markas Uleebalang”.

Dengan segera dibentuklah tentera liar tersebut dengan bertopengkan nama B.P.K. (Barisan Pendjaga Keamanan) di Lammeulo, tempat

64