Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/655

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

barat dari Tapanuli dan Atjeh, pelajaran rakjat antara daratan dengan pulau-pulau itu sudah tentu banjak sedikitnja harus ada.

Hanja sadja usaha -usaha itu didjalankan oleh perseorangan.

Oleh karena lautnja berlainan sekali dengan lautan Selat Malaka, maka tongkang-tongkang lajarnja harus lebih kuat dan djuga mempunjai perongkosan jang lebih mahal.

Tentang pelajar-pelajar jang ada:

Pelajaran rakjat antara Gn. Sitoli dengan Sibolga didjalankan oleh pelajar- pelajar perseorangan dengan tongkang berlajar jang berukuran 10 s/d 15 ton boleh dikatakan setiap masa ada kita djumpai dipelabuhan Sibolga, Mereka membawa dari P. Nias, copra dan satu dua orang penumpang ke Sibolga dan kembalinja mereka membawa barang-barang dagangan dan pula satu/dua orang penumpang.

Pada musim jang baik pelajaran ini mereka tempuh 2 malam dan 3 hari (80 mijl).

Route pelajaran rakjat antara:

Sibolga — Barus tidak berapa penting artinja dan hanja dilajari oleh pengusaha pengusaha jang tinggal di Barus. Disana ada tongkang bermotor dengan dibantu oleh lajar jang berukuran 10 dan 12 ton masing-masing kepunjaan dari Chairudin dan M. Zain.

Route antara Sibolga — Natal djuga hanja dilajari jang berkedudukan di Barus. Pelajaran berkeliling P. Nias dan ke Pulau Tello djuga sudah berkurang pentingnja dengan adanja kapal K.P.M. jang 1 kali satu bulan berkeliling untuk mengumpul muatan-muatan jang ada.

Route Sibolga — Padang diladeni oleh motorboot Evie dan Sulida jang berkedudukan di Padang. Sampai achir tahun 1951 jg didaftarkan pada Sjah-bandar di Sibolga adalah:

79 perahu dari ukuran 20 kebawah
19 20 keatas

4 motorboot, 2 kepunjaan Indonesia dan jang 2 lagi kepunjaan Tionghoa.

Kalau perusahaan pelajaran antara daratan Tapanuli dengan pulau-pulau jang didepannja memang memberikan rentabiliteit jang baik, sudah barang tentu, pengusaha- pengusaha Tionghoa jang mempunjai Modal jang tjukup membuka usaha-usahanja lebih besar dengan mengisi routeroute diatas dengan motorboot- motorboot mereka, dan sebagai pertjobaan mereka telah membuka perusahaan motorboot Nias jang berukuran 77 M³ dan sampai achir tahun 1951 tidak ada ditambah mereka. Dipantai Barat dari daerah Atjeh, ditempat-tempat seperti Tapak Tuan, Meulaboh, djuga didjumpai pengusaha-pengusaha pelajaran rakjat perseorangan jang mempergunakan tongkang-tongkang lajar untuk route kepulau-pulau Sinabang dan lain-lain. Mereka djuga mengundjungi Sibolga dan Olee Lheue. Disamping kapal-kapal K.P.M. adalah pada dewasa ini tongkangtongkang lajar satu-satunja tjara untuk membawa hasil-hasil dan keperluan-keperluan penduduk disana dari tempat mereka ke Kt. Radja

633