Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/609

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 Dari djumlah ini telah banjak mati diwaktu pendudukan Djepang dan diwaktu revolusi karena kurang dipelihara dan karena penjakit, sedang pertambahan tidak ada.
 Sebahagian djeruk Keprok jang dihasilkan di Tanah Karo sekali-kali ada diexport ke Malaya, ja'ni Mei 1951 12,7 ton, Djuni 1951 22,5 ton, Djuli 1951 43,8 ton dan Agustus 1951 6 ton.

6. Perkebunan Bunga.
 Perkebunan bunga di Sumatera Utara dapat dilakukan petani disemua tempat jang sedjuk hawanja, seperti Takengon, Tanah Karo, Simelungun bahagian pegunungan, Tanah Batak dan Sipirok, tetapi berhubung dengan pengangkutan dan perhubungan, maka untuk perkebunan bunga-bunga jang dapat memberi untung sebanjak-banjaknja kepada petani, hanja Tanah Karo-lah jang paling baik letaknja.  Pusat dari perkebunan bunga di Tanah Karo terletak di Tongkoh, sekitar Brastagi dan Kabandjahe.
 Luas penanaman bunga-bunga untuk diperdagangkan ditempattempat jang disebut diatas adalah kira-kira 20-30 ha. Pengeluaran bunga-bunga hanja ditudjukan ke Kota Medan jang mengeluarkannja ke Kota-kota ketjil di Sumatera Timur.
 Ditaksir bahwa dalam sebulan ada pengeluaran bunga-bunga dari Tanah Karo sebanjak 250.000 tangkai atau dalam satu tahun 3 djuta tangkai.
 Djumlah ini dapat dinaikkan lagi atau kebun-kebun bunga masih dapat diperluas, bilamana larangan pemasukan bunga ke Malaya karena penjakit theepokken (blister blight), dibatalkan. Sebagai diketahui sebelum perang, pengeluaran bunga ke Malaya tidak dilarang dan banjak djuga bunga-bunga jang diangkut dengan kapal terbang ketanah seberang. Dapat ditjatat bahwa Singapura sadja meminta paling sedikit 80.000 tangkai gladiool saban bulan, jang sajang ta' dapat diberikan karena larangan tersebut. Pengangkutan djarak jauh, bunga gladioollah jang tahan.
 Djenis bunga jang ditanam ditanah Karo ialah jang paling banjak: Chrysanthemum, Gladiolus, Roos, Dahlias, Anjeliers, Gerbera dan Asters; jang agak kurang sedikit Tuberoos, Calla, Kerklelie, kroonlelie dan lain-lain.
 Berhubung dengan tidak datangnja bibit-bibit baru lagi dari Eropah sedjak pendudukan Djepang sampai dengan diwaktu revolusi, maka kwaliteit bunga-bunga di Tanah Karo sangat lekas mundur. Betul sesudah perhubungan dengan luar negeri terbuka kembali, bibit dari beberapa djenis bunga mulai didatangkan dari Eropah, tetapi hal ini belum tjukup untuk memperbaiki kwaliteit bunga-bunga di Tanah Karo, sedang dari antara pengusaha-pengusaha bunga di Tanah Karo hampir tidak ada orang jang berusaha untuk mengadakan seleksi. Sangat kesal hati melihat bahwa bunga-bunga jang berharga seperti Chrysanthemum, roos, dahlia, gladiool dan lain-lain telah begitu turun mutunja sehingga

587