Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/608

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

4. Kentang.

Sebelum perang dunia ke II penanaman kentang di Sumatera Utara terkenal djuga

di daerah Sumatera Timur : Tanah Karo dan Simelungun;
Tapanuli : Dairi, Samosir, Humbang, dan Sipirok.
Atjeh : Takengon.

Setelah petjah perang, maka penanaman kentang ini kurang mendapat perhatian petani-petani sedang bibit untuk memperbaiki penanaman kepunjaan penduduk, tidak dapat diadakan dan didatangkan lagi.

Dalam tahun 1949 dan 1950 segala daja upaja didjalankan untuk mengimport kentang dari negeri Belanda guna memperbaiki penanaman kentang didaerah Sumatera Utara ini, tetapi sia-sia belaka.

Dalam tahun 1951 telah diusahakan lagi untuk mendatangkan 70 ton bibit kentang dari negeri Belanda, dan pada bulan Pebruari 1952 60 ton bibit kentang dari negeri Belanda, sedang pada telah tiba 50 achir 1951 2 orang saudagar-saudagar bibit dengan perantaraan Djawatan Pertanian telah dapat mengimport 20 ton bibit kentang dari negeri Belanda.

Luas penanaman kentang jang dipungut hasilnja di Sumatera Timur Fada tahun 1951 ada kira -kira dua kali lebih banjak dari tahun 1950, ja'ni:

1951 : 455 ha dengan taksiran hasil 2700 ton;

1950 : 222 ha dengan taksiran hasil 1300 ton.

Export kentang dalam tahun 1951 ke Malaya adalah 147 ton.

5. Buah-buahan.

Dimana-mana di Sumatera didapati pohon buah-buahan, tetapi umumnja mempunjai taraf sebagai tanaman pekarangan. Sebagai perkebunan tersendiri umumnja, masih djarang kedapatan, ketjuali dibagian Karo buat tanaman djeruk Keprok, sebagai pusat: kampung Sukaradja, Pernantian dan disekitar Bindjei Brahrang buat tanaman rambutan; antara Medan dan Belawan banjak manggis, djambu, langsat dan sawo; antara Perbaungan dan Tebingtinggi, mangga (kwaliteit rendah), durian, langsat, rambutan, sawo; disekitar Pematang Siantar djeruk Siam, sawo; sedang di Padang Sidempuan terdapat salak.

Djumlah pohon buah-buahan masih djauh dari tjukup untuk kebutuhan rakjat, sedang kwaliteitnja buah-buahan itu pada umumnja masih rendah.

Memperhatikan hal tersebut diatas, Djawatan Pertanian masih mempunjai lapangan pekerdjaan jang sangat luas untuk memperluas penanaman buah-buahan tersebut serta memperbanjak djenisnja.

Menurut pendaftaran pohon djeruk Keprok di Tanah Karo jang dilakukan sebelum perang (dalam tahun 1936) ialah 16221 batang jang telah berbuah dan 16948 batang jang belum berbuah.

586