Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/598

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

VI. IMPOR DAN EKSPOR.

 Dengan banjaknja impor beras kedaerah Sumatera Utara, membubungnja harga beras dapat ditjegah. Harga tekstil dan barang-barang lain pada achir tahun turun perlahan-lahan. Sajang keperluan para petani agak kurang banjak dimasukkan sehingga sangat sulit bagi petani-petani jang telah agak madju untuk memperoleh barang-barang jang diperlukan untuk mempertinggi produksi (alat-alat, pupuk dll).

 Ekspor hasil pertanian rakjat jang terpenting hanja karet, menjusul kopra, pinang dan sedikit minjak daun nilam dari Atjeh, serta kemenjan dari Tapanuli jang kebanjakannja dikirim ke Djawa.

 Pengeluaran kopra dari Atjeh selama tahun 1951 telah mentjapai taraf sebelum perang (tahun 1935 ± 9150 ton; 1938 ± 10.305 ton dan tahun 1951 ± 10.000 ton). Pengeluaran pinang baru 50% dari ekspor tahun 1938 (tahun 1938 ± 26.057 ton dan 1951 ± 13.000 ton). Dari kabupaten Nias dalam setahun diekspor ± 12.000 ton kopra, jang achirnja merosot setelah peraturan barter ditjabut kembali dalam bulan Desember 1951. Ekspor lada tidak ada artinja lagi, sedangkan dimasa sebelum perang banjak ekspor lada dari Atjeh telah mentjapai djumlah ± 1.492 ton (1938).

VII. HARGA PASARAN.

Harga beras mentjapai puntjaknja dalam bulan Mei, Oktober dan Nopember 1951, jaitu Rp. 3.10 per kg. dikota Medan. Kesulitan-kesulitan dalam soal pengangkutan beras dari luar negeri ke Sumatera Utara, pemogokan-pemogokan dipelabuhan, menimbulkan kegontjangan dalam pasaran beras sehingga harganja membubung. Sesudah panen dikabupaten Simelungun demikian djuga padi-padi ladang di Sumatera Timur dalam bulan Desember 1951 maka harga beras turun kembali.

VIII. ICHTISAR HASIL TANAMAN-TANAMAN PERDAGANGAN RAKJAT.

 Sebagai akibat dari politik perlindungan terhadap perkebunan bangsa asing pada djaman lampau, maka penanaman tanaman perdagangan boleh dikatakan hampir-hampir tidak berkembang, terutama di Sumatera Timur. Didaerah Atjeh, tanaman jang penting sebelum perang ialah kelapa (kopra) pinang, lada, nilam dan kopi, sedangkan di Tapanuli banjak dikeluarkan kopra, kemenjan dan kopi. Pada masa ini jang masih dikeluarkan keluar daerah hanja kopra, pinang dan sedikit kemenjan.

а. Kelapa:

 Tanaman ini terdapat kebanjakan di daerah Atjeh, disepandjang pantai, di Kabupaten Nias dan Tapanuli-Tengah, Kabupaten Asahan dan Deli/Serdang. Dalam tahun 1951 ini Atjeh mengeluarkan ± 10.000

576