Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/592

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Adapun di Sumatera Timur turun hudjan rata-rata 2400 mm dan dibeberapa tempat kedapatan sampai 3000 mm. Rata-rata sebulan antara 100 dengan 300 mm. Didaerah ini boleh dikatakan terdapat dua musim penghudjan jaitu musim penghudjan ketjil dari bulan Maret — Mei dan musim penghudjan lebat dari Djuni — Djanuari. Dalam bulan-bulan Februari dan Djuni/Djuli keadaan kemarau, dengan djumlah hudjan kadang-kadang turun sampai dibawah 100 mm sebulan. Pada beberapa tempat terdapat perbedaan, malah kadang-kadang meningkat sampai 500 mm sebulan.

Karena turunnja hudjan — lebih-lebih di Atjeh — tidak rata seluruhnja, maka untuk mentjapai produksi jang stabil, soal pengairan sangat pentingnja di Sumatera Utara.

III. Keadaan tunah.

Sebahagian besar tanah di Atjeh menundjukkan tanda-tanda tanah praetertair dan tertiair, sehingga dapat dipahami bahwa tanah-tanahnja tidak termasuk dalam klas tanah jang subur betul. Hanja sedikit jang terdjadi dari tanah jong vulkanisch" terutama disekitar Boerni Telong. Terutama sekali disebelah Timur dari gunung ini tanahnja sangat baik, terdiri dari lapisan humus jang tebal berwarna tjoklat tua (diepbruin) dan dibawahnja kedapatan lapisan jang gembur (doorlatend) terdiri dari tanah pegunungan dan abu (vulkanisch gruis en as). Tidak ada kedapatan perkebunan-perkebunan besar diseluruh tanah pegunungan Atjeh, memang ditilik dari sudut keadaan tanahnja tidaklah mengherankan. Tanaman-tanaman pendudukpun umumnja hanja kedapatan ditanah-tanah rendah dan lembah-lembah, jang mendapat bunga tanah hanjut dari pegunungan, sehingga keadaannja baik. Djuga sawah-sawah didataran Atjeh Utara bukanlah tanah persawahan jang dapat dikatakan subur, tetapi berhubung dengan penduduk disini mengerdjakan tanahnja dengan agak sempurna, maka penghasilannja dapat dikatakan masih bagus. Perkebunan-perkebunan besar ada kedapatan disebelah pantai Barat dan Timur seakan-akan merupakan sambungan dari daerah perkebunan S. Timur.

Melihat keadaan tanahnja itu, dapat diharapkan bahwa dengan mempergunakan pupuk buatan penghasilan tanaman penduduk dapat meningkat lagi.

Tanah-tanah jang terbentuk dengan djalan „verwering” dari batu-batu kuno (oergesteenten) jang meliputi sebagian besar Tapanuli umumnja tidak subur dan mengandung banjak „kiezel”. Hanja ditempat-tempat dimana tanah ini ditutupi oleh lapisan atas jang terdiri dari tanah „jong vulkanisch” keadaannja lebih subur. Disebabkan oleh bandjir disungai-sungai, maka tanah-tanah lembah dan tanah-tanah rendah mendapat tanah-tanah jang mengandung lebih banjak zat makanan.

Ladang-ladang disekitar G. Malintang misalnja terdiri dari pertjampuran tanah-tanah vulkanisch dan dapat menghasilkan padi ± 30 qha.

570