Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/570

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Selain itu ada pula bagian jang sudah mendjadi belukar. Biasanja disini terdapat pokok-pokok tua atau pokok- pokok jang dulunja sudah rusak, hingga djika dibersihkan dan dipungut hasilnja setjara bedrijf tidak akan dapat menutupi ongkos. Bagian-bagian jang demikian ini diberikan kepada aannemer untuk dihasilkannja. Untuk ini aannemer tersebut harus menjetorkan sebagian dari hasil kepada pemilik kebun berupa latex atau sheet jang digiling dengan tangan atau berupa uang. Pengusahaan tersebut tidak dapat setaraf dengan perkebunan besar. Menurut angka-angka jang diperoleh maka disebagian besar kebun-kebun ini terdapat tanaman tua (diatas 20 tahun) sedangkan jang dibawah 20 tahun hanja kira-kira ada 20 %. Ini dapat dimengerti karena mulai tahun 1942 hingga tahun 1948 tidak diadakan penanaman baru, sedangkan tanaman tahun 1940 dan 1942 kebanjakan ditebang pada waktu pendudukan Djepang untuk penanaman bahan makanan.

Mulai tahun 1949 barulah ada jang mulai dengan penanaman baru. Dalam tahun 1952 djuga diadakan penanaman baru tapi djarang-djarang. Para pengusaha insaf bahwa harus diadakan rejuvenasi karena pada suatu waktu mereka akan mempunjai tanaman jang terlalu tua hingga tidak akan dapat bersaingan lagi. Sebagian para pengusaha mempergunakan belum adanja ketentuan reorganisasi tanah sebagai alasan untuk tidak mengadakan penanaman baru dalam tahun 1952. Sebagian lagi, terutama kebun-kebun Inggeris, mengemukakan alasan bahwa pada waktu ini tidak dapat didatangkan modal baru.

Begitupun, beberapa maskapai sudah mulai mendjalankan rentjana penanaman baru dengan tertentu , diantaranja H. V. A., Socfin , Cultuur Mij „de Oostkust” , dll.

Pada awal tahun 1950 djumlah kebun jang tertjatat ada 150. Bulan Agustus kebun Dolok Barus ditutup hingga pada penutup 1952 masih tertjatat 149 kebun. Beberapa kebun ketjil masih belum ditjatat dan belum mengirimkan daftar produksinja kepada Djawatan Perkebunan.

Luas tanaman jang berhasil ada 208.008 ha, tapi jang dipungut hasilnja belum seluas 170,268 ha. Jang 37.740 ha tidak disadap, adalah karena kekurangan tenaga penderes. Djumlah hasil ditahun 1952 adalah 149.601.464 kg. karet, terdiri dari : Sheets 84.641.861 kg., crepe 19.983.384 kg. , zoolcrepe 2.265,031 kg. , latex 15.810.532 kg. dan lain-lain djenis 26.900.656 kg. Djadi, hasil tahun 1952 adalah 149.601.464 kg. atau 878 kg/ha setahun ( tahun 1951 : 712 kg/ha ). Menurut taksiran sebermula dari pengusaha-pengusaha kebun, hasil tahun 1952 hanja 128.454.020 kg.

Di Atjeh, dalam tahun 1952 djumlah kebun jang tertjatat ada 33. Selain itu masih ada beberapa kebun jang belum diusahakan kembali.

Djumlah luas tanaman jang bisa berhasil ada 29.819 ha, tapi jang dipungut hasilnja baru 22.693 ha. 77 % dari tanaman tersebut telah lebih dari 20 tahun umurnja. Penanaman baru sedjak mulai perang belum diadakan. Penjelenggaraan kebun sebagian besar didjalankan oleh pachter/aannemer bangsa Indonesia. Hasil belum dapat dikatakan baik

548