Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/566

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Dengan merosotnja produksi dan mutu tembakau, maka kenaikan upah dan sociale voorzieningen untuk buruh dirasa berat, sehingga 6 kebun jang disebut boven -- onderneming ditutup oleh pengusahanja menurut pengusaha tembakaunja tidak begitu laku diluar-negeri - sedangkan beberapa kebun lain didjadikan bagian dari kebun jang berdekatan letaknja.

Seperti diketahui dekblad Deli termasjhur diseluruh dunia dan Hasil tembakau merupakan salah satu sumber penghasilan Negara. dalam tahun 1951 hanja 1/3 dari sebelum perang dan mutunja amat berkurang.

Sungguhpun masih djauh dibawah sebelum perang, tapi pada tahun 1951 dimana tidak ada pemogokan seperti pada tahun 1951 hasil kwalitatief adalah lebih baik. Djuga kwantitatief tertjatat hasil lebih baik ketjuali dibeberapa kebun jang mengalami kemunduran . Kemunduran ini disebabkan keadaan buruh setempat dan tjara pemungutan daun jang diperkeras, hingga banjak jang tidak ikut dipungut . Satu kebun jang terendah hasilnja ( ± 350 kg/ha ) terpaksa ditutup pada bulan Agustus 1952 (Mabar) .

Demikianlah keadaan perkebunan -perkebunan tembakau .

Tanaman keras.

 Tentang tanaman keras , maka pada umumnja, kebun -kebunpun diselenggarakan sendiri oleh pemilik. Didaerah Atjeh Timur, Langkat, Asahan dan Tapanuli Selatan, seperti telah dikatakan diatas tadi, ada beberapa kebun jang pengusahanja sebagian atau seluruhnja diserahkan kepada pachter atau aannemer . Biasanja ini mengenai tanaman karet jang kurang baik dan tidak akan dapat menutup ongkos exploitasi djika diselenggarakan sendiri oleh pemilik menurut taraf perkebunan besar.Para pachter/aannemer tersebut kebanjakan terdiri dari bangsa Indonesia,Untuk dapat sebagian ketjil dari orang Tionghoa atau bangsa lain. bekerdja dengan untung maka sociale zorg tidak begitu dipentingkan.Upah, tjatu dan sociale voorzieningen lainnja adalah lebih kurang dari jang didapat diperkebunan-diperkebunan besar jang dikerdjakan oleh pemiliknja . Soal perumahan tidak/kurang mendapat perhatian. Pekerdja biasanja terdiri dari orang-orang kampung jang sudah ada rumah sendiri. Tapi diketjualikan dari keadaan- keadaan tersebut diatas, adalah keadaan dikebun-kebun di Atjeh Timur jang dipersewakan kepada pachter, dimana tampak penjelenggaraan jang dapat disetarafkan dengan penjelenggaraan perkebunan besar. Hanja soal perumahan adakalanja masih kurang diperhatikan. Tapi diingat pula selandjutnja bahwa dibeberapa kebun di Langkat jang diselenggarakan sendiri oleh sipemilik soal perumahan djuga masih ada jang belum mendapat perhatian pemilik sebagaimana mestinja, maka hal ini dapat dimaafkan bagi pachter-pachter di Atjeh Timur jang belum begitu kuat keuangannja dan jang harus pula mengeluarkan uang banjak pada waktu permulaan untuk pesangon kepada buruh-buruh jang berlebihan dan untuk perbaikan - perbaikan kebun.

544