Tahun | Luas tanaman dalam veld |
1939 | 20.079 |
1940 | 17.864 |
1949 | 7.139 |
1950 | 6.992 |
1951 | 6.552 |
Mundurnja luas tanaman tembakau dalam tahun-tahun terachir ini disebabkan beberapa kesulitan jang dialami oleh perkebunan. Kesulitan pertama ialah soal tanah . Semasa pendudukan Djepang banjak tanah perkebunan tembakau jang didjadikan ladang untuk menambah bahan makanan. Hal jang demikian ini bertambah banjak waktu agressie. Luas tanah-tanah ini djika dibandingkan dengan luas konsesi hanja sedikit sekali, tetapi oleh karena letaknja berserak-serak maka sukar untuk perkebunan untuk mendapat tanah jang berdekat-dekatan (aaneengesloten) dan jang belum pernah didjadikan ladang.
Pada bulan Pebruari 1951 terdjadi pemogokan umum jang mengganggu pekerjaan pemindahan bibit persemaian kepenanaman luas. Bulan Djuni 1951 timbul pula kesulitan karena organisasi buruh melarang anggotanja mendjalankan pekerdjaan lembur selama belum terdapat keputusan tentang uang lembur tersebut. Pekerdjaan jang terganggu karena ini ialah pekerdjaan menjunduk (aanrijgen) tembakau dibangsal jang sudah kering. Walaupun tidak semua buruh mentaati perintah organisasinja, tapi tidak sedikit djuga pekerdjaan dihentikan waktu habis tempo kerdja dan daun tembakau dibiarkan dalam bangsal mendjadi kuning atau busuk. Djuga karena tidak ada kerdja lembur ini, maka pekerdjaan lolosan tembakau jang biasa dilakukan malam, tidak didjalankan lagi, sehingga mengakibatkan bangsal penuh tembakau dan tiada tempat lagi untuk petikan baru, Maka daun jang telah tua tidak dapat dipetik lagi dan kering dipohonnja. Hal-hal jang tersebut diatas, sangat mengurangi kwaliteit tembakau. Disampingnja djumlah produksipun sudah berkurang seperti terlihat sbb :
Tahun | Luas tanaman dalam veld | Hasil dalam pak |
1939 | 20.079 | 151,550 |
1940 | 17.864 | 138.810 |
1949 | 7.139 | 70.224 |
1950 | 6.992 | 48.897 |
1951 | 6.552 | 42.000 *) |
*) (taxatie ) |
543