Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/563

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bongkar tanaman untuk ditanami baru berarti mengurangi hasil dalam beberapa tahun.

 Keadaan jang demikian ini tidak berlaku untuk tanaman kelapa sawit, sebab makin tua makin tinggi tanamannja sehingga pemungut hasil tidak berani memandjatnja. Tanaman sawit jang tua tidak ikut lagi dalam penghasilan, hingga harus dibongkar dan diganti dengan tanaman jang baru.

PERKEMBANGAN PERBURUHAN.

 Sesudah pengakuan kedaulatan Indonesia pada Desember 1949, timbullah kembali kegiatan sarikat-sarikat buruh. Perbaikan-perbaikan nasib dituntutnja, dimana tidak djarang sendjata terachir ,,pemogokan" dipergunakan. Pada permulaan tahun 1950 dan 1951 timbul pemogokan totaal dikebun tembakau di Sumatera Timur. Kebun-kebun tembakau menderita kerugian jang tidak sedikit pada waktu itu.

 Untuk mentjukupi kekurangan tenaga, telah didatangkan pekerdja-pekerdja dari Djawa. Untuk buruh-buruh jang didatangkan itu harus disediakan dulu perumahan jang lajak oleh kebun.

 Selain mendatangkan pekerdja-pekerdja baru kekurangan tenaga ditutup dengan tjara-tjara bekerdja jang rasioneel. Alat-alat jang modern didatangkan. Pada herontginningen, pokok-pokok jang tua tidak perlu dibongkar, tetapi tjukup dimatikan dengan obat. Djuga tractor-tractor dipergunakan untuk pembongkaran pokok. Pembadjakan tanah, pemupukan d.s.b. dikerdjakan dengan alat-alat modern jang digerakkan oleh tractor. Pembantrasan ulat dikebun tembakau tidak perlu lagi didjalankan dengan mentjari ulat-ulat tsb. satu per satu jang selain dapat merusakkan daun djuga dapat menularkan penjakit virus jang berbahaja, tetapi tjukup dengan penjemporotan obat dengan ,,mistblower" jang ditarik dibelakang Jeep atau tractor. Malahan tjara jang sedemikian ini sekarang telah dianggap tua dengan dipakainja kapal terbang ringan.

 Mula-mula pemakaian alat-alat modern itu dipergunakan untuk menutupi kekurangan tenaga. Oleh karena upah pekerdja dengan sociale voorzieningen-nja makin lama makin tinggi, maka alat-alat tsb, dipergunakan djuga untuk meringankan ongkos exploitasi.

 Untuk menghindarkan ongkos exploitasi jang tinggi ada beberapa kebun seluruhnja atau sebagian diusahakan oleh seorang penjewa atau aannemer. Ini mengenai kebun-kebun djelek jang djika diusahakan sebagaimana mestinja akan mengalami kerugian. Penjewa atau pemborong dapat bekerdja murah, karena mereka kebanjakan mempergunakan tenaga dari kampung. Tidak perlu disediakan rumah baginja karena tinggalnja dirumah sendiri, atau djika perlu dibuatkan rumah pondok jang tidak memakan biaja banjak. Pekerdja-pekerdja ini tidak berorganisasi hingga tidak dapat menuntut,

541