Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/554

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 Pada tanggal 1 Mei 1946 Pemerintah bertindak menghapuskan ERRI/ENRI ini sedangkan beberapa orang pengurusnja ditahan oleh C. P. M. untuk pemeriksaan.

 Perekonomian rakjat umumnja disokong oleh Pemerintah dengan mengandjurkan tjara koperasi dan menggerakkan kaum tani menudju langkah-langkah jang tjerkas dalam usahanja membangunkan Koperasi Pertanian, guna memenuhi sedapat mungkin keperluan-keperluan kaum tani dan djuga menolong Pemerintah dalam mengumpulkan padi, jaitu sumbangan kaum tani untuk meneruskan perdjuangan menentang pendjadjahan.

 Persawahan diperluas dan banjak tanah-tanah kosong mendjelma mendjadi ladang atau sawah. Semasa pemerintahan Sultan-sultan dan radja-radja, rakjat sukar sekali memperoleh sebidang tanah untuk dimiliki sebagai perladangan atau sawah, karena hak Sultan dan radja jang bermatjam-matjam itu. Setelah kekuasaan feodal-feodal ini dihapuskan, Pemerintah memberi kesempatan kepada rakjat untuk memakai tanah untuk pertanian dan mengandjurkan masjarakat supaja melipat gandakan hasil makanan guna kepentingan rakjat. Sumatera Timur belum dapat ,,self- supporting" dalam soal bahan makanan, tetapi kekurangan ini, kira-kira 4 dari djumlah jang diperlukan seluruhnja dapat ditutup oleh keresidenan Tapanuli dan Kutatjane ( Atjeh ) dengan tukaran minjak dan pakaian.

 Kesulitan perekonomian jang dirasai waktu itu djuga disebabkan oleh tindakan-tindakan Belanda jang memblokkir pelabuhan-pelabuhan. Pertama, untuk mentjeraikan Djawa dari Sumatera dan kedua supaja Sumatera tidak dapat berhubungan dengan dunia luar.

 Disamping blokkade ini, Belanda melakukan propokasi dibelakang front dengan melakukan ,,serangan berbisik", serangan ekonomi jang litjin, dengan djalan membandjirkan uang Djepang palsu dikalangan rakjat, memasukkan barang-barang lux dari luar negeri, seperti rokok, makanan dalam kaleng, sabun wangi, minjak wangi dsb.-nja serta menahan bahan-bahan penting, seperti kain, ban motor, tjuka, getah dil. supaja rakjat bermewah-mewah dengan barang-barang lux itu, tetapi sulit memperoleh barang-barang jang penting.

 Berkat persatuan dikalangan partai-partai, semangat perdjuangan dan kesediaan berkorban jang besar, perobahan- perobahan menudju perbaikan mulai nampak. Makanan penduduk djauh menjenangkan, dibanding dengan keadaan semasa Djepang menjerah. Mendjelang tahun kedua proklamasi kemerdekaan, penduduk jang berpakaian goni atau kulit-kulit kaju (terap) hampir tiada kelihatan lagi.

 Akan tetapi perbaikan- perbaikan dilapangan ekonomi tidak semudah dan setjepat jang disangkakan oleh rakjat datangnja. Kerusakankerusakan dilapangan ekonomi begitu dahsjat, apalagi ekonomi nasional kita sebenarnja tidak beroleh kesempatan berkembang semendjak pemerintahan Belanda sampai kezaman pendudukan Djepang. Sesudah Belanda memasuki Sumatera Timur kemudian Tapanuli kembali (pada agressi militer pertama ), Pemerintah Daerah harus berusaha segiat-giatnja

532