Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/551

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pendapatan jang diterima dari pemungutan bea dan padjak itu diseluruh Sumatera umumnja hanja memadai untuk membelandjai biaja sehari-hari ; untuk pengeluaran jang luar biasa, misalnja biaja ketenteraan jang besar djumlahnja harus ditjari dari sumber penghasilan jang lain. Pengeluaran-pengeluaran jang besar ini tidak akan dapat ditutup sematamata dengan menaikkan bea dan padjak ataupun mengadakan padjak-padjak baru.

Untuk mendapat uang, Pemerintah harus berusaha dengan djalan memadjukan perekonomian .

Sesudah kekuasaan pentadbiran militer Djepang terhapus , maka dengan giat Pemerintah memindahkan seluruh perkebunan, kilang-kilang, tambang minjak dan segala alat-alat produksi ketangan kekuasaan N.R.I. Pemerintah menguasai alat-alat produksi bersifat memelihara sebaikbaiknja berdasar atas maklumat politik Republik Indonesia jang menjatakan bahwa, segala milik bangsa asing selain dari pada jang diperlukan oleh negara kita untuk diusahakan oleh negara sendiri, dikembalikan kepada jang ber-hak, serta jang diambil oleh negara akan dibajar kerugiannja dengan seadil-adilnja.

Untuk perkebunan diadakan Dewan Perkebunan jang terdiri atas seorang jang ditundjuk Pemerintah Sumatera seorang dari anggota Badan Pekerdja D. P. R. Sumatera dan seorang lagi dari golongan buruh perkebunan. Dewan perkebunan inilah jang menjelenggarakan pemeliharaan , produksi, pendjualan produksi dan djuga pengawasan pemeliharaan kaum buruh perkebunan.

Pendjualan produksi seperti getah dan minjak kelapa sawit, didasarkan atas keperluan uang untuk gadji-gadji kaum buruh perkebunan, pemeliharaan kebun-kebun, makanan dan pakaian kaum buruh itu. Dalam penjelenggaraan urusan pakaian buruh-buruh tsb. Pemerintah mendapat sokongan penuh dari P. S. B. I. ( Persatuan Sarikat Buruh Indonesia ) suatu vakcentrale jang diketuai oleh sdr. Abdul Xarim M. S.

Djuga makanan kaum buruh ini sangat diperhatikan . Berton- ton getah dipertukarkan dengan beras untuk menjantuni makanan mereka dan untuk tahun-tahun berikut sebahagian kaum buruh mengerdjakan pekerdjaan pertanian untuk mentjukupi makanan .

Produksi dari perkebunan sedapat mungkin diteruskan . Betul perkebunan getah kekurangan bahan-bahan seperti tjuka (mierenzuur) tetapi senantiasa Pemerintah berusaha mendatangkan bahan- bahan ini dari Malaya , Singapura.

Begitu djuga sikap jang diambil oleh Pemerintah terhadap tambang minjak di Pangkalan Berandan dan sekitarnja . Boleh dikatakan pabrik tambang minjak ini pada mulanja 2 telah rusak karena pemboman Sekutu semendjak bulan Djanuari 1945, tetapi begitupun kaum buruh tambang minjak bergiat sekuat- kuatnja untuk memperbaikinja dan sesudah setahun proklamasi kemerdekaan produksi minjak mulai menjenangkan . Matjam- matjam minjak dikeluarkan dari Pangkalan Berandan dan hanja karena kesukaran alat-alat pengangkutan djua maka minjak-minjak ini tidak mudah disebarkan diseluruh Suma

34

529