Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/54

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

 Pada 22 Desember 1945 tentera Djepang di Atjeh jang berkumpul di Langsa meninggalkan tempat itu. Dua hari sesudah itu, 24 Desember 1945, tentera Djepang ini kembali memasuki Langsa dengan tjara menjerang. Penjerangan ini disambut oleh pemuda dan barisan rakjat pada umumnja sehingga terdjadilah pertempuran jang banjak membawa korban bagi kedua belah fihak. Rupanja tentera Djepang hendak mendjalankan perintah dari Tentera Sekutu di Medan melutjuti persendjataan barisan-barisan perdjuangan jang ada di Atjeh Timur. Barisan pemuda, T.K.R., Lasjkar Mudjahidin dan Kesatria Pesindo dari Bireuen mendujun ke Atjeh Timur.

 Pada 27 Desember 1945 tentera Djepang ini mengundurkan diri ke Kwala Simpang.

 Pada 29 Desember 1945 Gubernur Sumatera Mr. Teuku Mohammad Hassan berkundjung ke Kwala Simpang untuk mempersaksikan keadaan dan mengadakan pembitjaraan dengan Djepang. Baru pada bulan Djuli 1946 tentera Djepang ini keluar dari Kwala Simpang.

PERS DAN PENERANGAN.

 Dalam menghadapi kekatjauan, terutama kekatjauan pengertian tentang perdjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaannja, maka usaha-usaha penjiaran dan penerangan jang dilakukan oleh pers, radio dan organisasi-organisasi rakjat memegang peranan jang tersendiri.

 Pada September 1945 terbit kembali ,, Pewarta Deli" dibawah pimpinan M. Said dan Amiroellah O Lubis. ,,Mimbar Umum" diterbitkan pada Nopember 1945 dibawah pimpinan A. Wahab Siregar, M. Saleh Umar dan M. Yunan Nasutio n, ,,Sinar Deli ” dipimpin oleh M. Alina fiah Lubis, harian buruh ,,Berdjuang" dikendalikan oleh H adely Hasibu a n dan ,,Islam Berdjuang" dipimpin oleh Manga radja I hutan. ,,Suluh Merdeka" sebagai harian resmi dari Pemerintah terbit pada 4 Oktober 1945 dibawah pimpinan Jacub dan Arif Lubis.

 Perdjuangan dalam lapangan penerangan dan mengorbankan semangat jang didjalankan oleh ke-enam surat kabar tersebut di atas pada bulan-bulan pertama sesudah proklamasi dan setelah pengibaran bendera Dwiwarna dikota Medan sungguh merupakan tjatatan sejarah jang mengandung nilainja sendiri.

 Pemuda-pemuda operator radio, jang mendapat latihannja dari Djepang, bekerdja keras untuk menangkap berita-berita dari udara jang dikirim dengan code morse.

 Pembitjaraan-pembitjaraan tentang Indonesia jang berlangsung di Perserikatan Bangsa-Bangsa di London lengkap dimuat dalam surat-surat kabar di Medan.

52