Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/511

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Maka sedjak hari itu pemerintahan didaerah Nias dipegang oleh orangorang Nias asli dengan dikepalai saudara D. Marunduri jang tadinja pun telah diangkat djadi Guntyo, dan bertugas sementara sebagai Wakil Nias Sityotjo (?).

Awal Oktober 1945 tersiarlah berita-berita di Nias bahwa Indonesia telah merdeka.

Mula-mula diterima kawat-kawat setjara partikulir tentang ini jang seterusnja mengandjurkan pengibaran bendera Merah- Putih. Tanggal 6 Oktober 1945 diterimalah kawat dari sdr. F. Lumbantobing selaku residen Tapanuli jang memberitahukan bahwa Presiden ialah Ir. Sukarno, wakil Presiden Drs. M. Hatta, Gubernur Sumatera berkedudukan di Medan dan residen Tapanuli di Tarutung Dr. F. L. Tobing, sementara sdr. D. Marunduri diangkat djadi kepala afdeling dengan pangkat assistenresiden. Kawat Dr. F. L. Tobing itu diterima ketika kepala-kepala kantor pemerintahan sedang rapat dan segera hari itu dikirimkanlah kawat pernjataan setia kepada presiden Republik Indonesia atas nama rakjat Nias.

Malamnja djam 7.00 didengarkan pedato radio Presiden Sukarno jang disambut dengan kegembiraan meluap-luap.

Tanggal 8 Oktober 1945 diadakanlah upatjara resmi pengibaran bendera Merah Putih di Gunungsitoli, bertempat dilapangan dimuka rumah bekas kediaman ass. residen Belanda di Nias. Upatjara mendapat kundjungan hangat dan gembira.

Tanggal 13 Oktober 1945 dibentuklah Komite Nasional Indonesia kabupaten Nias, didalam suatu rapat antara segenap kepala-kepala negeri dan orang-orang terkemuka dari kalangan rakjat di Gunungsitoli, jang dihadiri djuga oleh Kepala pemerintahan Nias dan Demang dan ass. demang se-kabupaten Nias.

Terpilih sebagai Ketua I K.N.I. itu Sdr. P. R. Telaumbanua (Pendeta), Ketua II Sdr. R. K. Prawirodinoto (Landbouwconsulent), Sekretaris I: S.L. Marham .

Sementara itu berdiri pulalah beberapa partai politik seperti: P.N.I., M.I.T. jang kemudian djadi Masjumi, Parki (kemudian djadi Parkindo), Parsi (kemudian djadi Partai Sosialis), P.R.I. jang kemudian djadi Pesindo, P.K.I. dan ,,Perwani" jang kemudian djadi „Perwari". Dalam setiap rapat K.N.I. diundang Ketua-ketua dari setiap partai politik untuk turut memperbintjangkan hal-hal jang bertali dengan soal-soal pemerintahan.

Dilapangan keamanan dan pertahanan, dibentuklah Polisi Pembantu dan B.K.R., jang kemudian djadi T.K.R. dan T.R.I.

Pada pertengahan Nopember 1945 datang kembali dengan motorboot ke Gunungsitoli Suzuki bekas kepala pemerintahan pendudukan Djepang di Nias dan mendjumpai kepala afdeling Nias dan Demang Nias Utara, dimana Suzuki mengatakan maksudnja mau mengambil over kembali pemerintahan untuk nanti akan diserahkannja kepada Sekutu dan seterusnja sekutu akan menjerahkan kepada Pemerintah Indonesia jang dipimpin oleh Sukarno".


489