Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/507

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

pula sesuatu jang baik diterimanja, sedapat mungkin dalam hidupnja dibalasnja dengan jang baik pula bahkan djuga dipesankan pada anak tjutjunja.

Suatu adat jang keras ialah menghormati satu sama lain terlebih-terlebih terhadap orang-orang tua. Walaupun tidak dikenalinja, bila bertemu selalu disapanja mengatakan ,,Ja'ugo Ama" kalau djalan bapak dan kalau djalan ibu „,Ja'ugo Ina". Terhadap orang banjak „Ja’ami..........."d.l.l. Jang dihormat itu mendjawab: „Eeee” .

Perkataan ,,Ja'ahowu" adalah perkataan baru, kedengaran tatkala agama Nasrani berkembang di Nias,,,Ja'ahowu" biasa dipakai orang tua kepada anaknja untuk memberkatinja. Sekarang sudah lazim perkataan ,,Ja'ahowu" itu dipakai untuk menghormati.

Perkataannja lemah lembut dan perasaannja sangat halus. Perkataan jang kasar-kasar atau keras-keras ta' disukainja. Mengenai ini ada pepatah: Boi folobo ache wofonu ba boi folau holua wame fotu, tetutu dodo ndraono si bohou tumbu" artinja: ,,Kalau marah, djangan seperti orang menebang pohon enau dan kalau memberi nasehat djangan seperti orang menebang (merambas) kaju-kajuan ― sebab anak jang baru lahir itu lekas berketjil hati, Ada lagi: „Baja tödöu baja todo na ja'ugo zi manomano". Artinja: „ Rabalah (rasai dengan tangan) djantungmu (hatimu) itu, bila pada dirimu sendiri diperbuat seperti perbuatanmu itu.

Mereka pemurah dan suka bertamu. Seseorang jang naik rumah (tidak usah dengan permisi) terus disalam dan dipersilahkan duduk keatas sehelai tikar atau kursi dan kemudian oleh isteri dari tuan rumah mendapatkan tamu itu dan memberi hormat. Dikapuri sirih (labidi nafo) dan diberi pada tamu itu, kemudian pada tuan rumah. Pada umumnja tidak senang hatinja bila tetamu itu tidak diberi makan. Tiap-tiap rumah tangga tahan tidak makan atau senang tidak makan asalkan tamunja dapat makan. Seseorang jang tak dapat memberi makan pada tamunja menimbulkan malu baginja . Demikian djugalah, pada waktu akan mendirikan rumah, tetap diingat ,,kamar untuk tamu".


PENDIDIKAN.

Menurut tjatatan dalam tahun 1950 djumlah murid-murid sekolah: 15.605 dan guru-guru 342 orang. Terdapat 35 sekolah rendah, 109 Sekolah Rendah permulaan, 1 Sekolah Keputerian dan 1 Sekolah Menengah Pertama (murid 65 orang dan 3 orang guru). Menurut keadaan pada bulan Djuli 1952, dikabupaten Nias ada 160 buah S.R. (S.R. III: 114 dan S.R. VI: 46) dengan murid sedjumlah 18.233 (lk 14137 dan pr. 4096). Guru-gurunja berdjumlah 428 orang. Dan seterusnja telah ada 1 S.G.B. Negeri dengan 224 orang murid (guru: 6 orang), sementara guru pada S.M.P. negeri itu telah djadi 6 orang (murid sudah 84 orang).

Hasrat penduduk akan kemadjuan pendidikan dapat terlihat dari kegiatan rakjat mendirikan sekolah- sekolah baru . Dalam tiap-tiap


431

485