Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/506

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Dapat ditjatatkan lagi bahwa disekitar Bouso terdapat batubara. Dizaman pendudukan Djepang tambang ini telah diusahakan oleh rakjat dan hasilnja didjual kepada pertadbiran militer Djepang.

Kemungkinan-kemungkinan adanja minjak tanah disana terbukti dari penjelidikan-penjelidikan jang tetap dilakukan dizaman Hindia-Belanda dan djuga oleh orang-orang Djepang .


AGAMA.

Penduduk dikabupaten Nias 80% memeluk agama Kristen (terutama Protestant) .Selainnja beragama Islam dan ada djuga jang menganut kepertjajaan sipelebegu (agama berhala).

Agama Kristen tiba di Nias pada tahun 1865 dibawa oleh seorang utusan Rheinische Missiongeselschaft, Barmen, Denninger jang mendarat di Gunungsitoli tanggal 27 September 1865. Tapi sesudah sepuluh tahun ia bekerdja, baru 25 orang jang resmi mendjadi Kristen.

Seterusnja perkembangan keagamaan dapat dilihat dari statistiek pada achir 1952 sebagai berikut:

Protestant 202.165 penganut, Rooms Katholiek 7.087 penganut, Islam 19.271 penganut, Animisme dan lain-lain 21.008.

Dari penduduk Nias pada achir 1952 berdjumlah 245.381 djiwa. Pada achir 1952 antara lain ada 303 geredja dan 73 mesdjid .

Penganut-penganut agama Islam kebanjakan terdiri dari orang-orang jang berasal dari Atjeh (suku Polem) dan Sumatera Barat (suku Tandjung). Pada achir tahun 1947 dan awal tahun 1950 pernah diadakan propokasi-propokasi untuk mengadu-dombakan umat Kristen dan Islam.

Tapi berkat pimpinan kebidjaksanaan dan keinsjafan penduduk sendiri, segala hasutan dapat diatasi.

Selama masa perdjuangan segenap golongan masing-masing dengan tjaranja senantiasa melakukan ibadah-ibadah (sembahiang dan do'a) untuk memohonkan berhasilnja perdjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia .


ADAT-ISTIADAT.

Pertalian daerah dan darah jang masih kuat menjebabkan semangat tolong-menolong masih keras hidup diantara rakjat, sehingga umumnja tidak terdapat orang-orang jang terlantar.

Penghidupan rakjat sangat terikat pada adat-istiadat, jaitu mengadakan pesta besar-besaran untuk mentjapai gelar dan djudjuran-djudjuran dalam perkawinan. Mahar kawin menelan banjak uang.

Sifat penduduk di Nias itu pada umumnja „,pemalu". Dalam bahasa Nias ada satu pepatah: ,,Tola mate asala lö aila", artinja: ,,Biar mati asal djangan mendapat malu". Dahulu bila seseorang memberi malu padanja, menghina atau menjakiti hatinja - baharu merasa puas sesudah dibalasnja. Kadang-kadang kalau ia tak dapat membalas semasa hidupnja, dipesankannja kepada anaknja akan menuntut bela. Demikian


484