Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/484

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

kali datang ditanah lapang ini, Pertama tahun 1948, tanggal 22 Desember, bapak mengindjak tanah lapang udara ini. Kedua : pada permulaan tahun 1950, tanggal 23 Djanuari, tatkala bapak hendak pergi ke India,,,didaulat" pula oleh rakjat Medan disini. Ketiga kalinja, pada tahun 1951, tatkala bapak mengadakan perdjalanan keseluruh Sumatera Timur atau sebahagian dari pada Sumatera Timur. Keempat kalinja sekarang. Tjoba pikirkan dan ingatkan anak-anakku dan saudara-saudaraku .

Lihat perbedaan keadaan pada waktu bapak pertama kali datang disini. Tanggal 22 Desember 1948 bandingkan dengan keadaan pada waktu bapak kedua kalinja datang disini tanggal 23 Djanuari 1950. Tiga kalinja bapak lagi datang disini bahagian kedua tahun 1951. Keempat kalinja sekarang. Tidakkah engkau melihat pertumbuhan, tidakkah engkau melihat, bahwa perdjuangan kita itu selalu melompat-lompat, dari satu detik kelain detik.

Tahun 1948 tanggal 22 Desember bapak mengindjak tanah lapang Medan ini tidak sebagai sekarang, tetapi sebagai seorang tawanan, jang hendak dibawa dari sini ke Berastagi, dari Berastagi ke Prapat. Pada waktu itu suasana tanah air kita adalah gelap gulita. Aksi militer Belanda jang kedua telah berdjalan beberapa hari. Pada tanggal 19 Desember Djokja diserbu. Pemimpin-pemimpin terkemuka ditangkap. Pada tanggal 22 Desember, bapak dengan lain-lain pemimpin dikeluarkan dari Djokja itu, dan bapak mengindjak tanah lapang ini sebagai tawanan. Tetapi sjukur Alhamdulillah, sekarang bapak tidak mengindjak tanah lapang ini sebagai tawanan tetapi sebagai Presiden Republik Indonesia jang merdeka.

Kedua kalinja bapak datang disini tanggal 23 Djanuari 1950, beberapa minggu sesudah kedaulatan kita diakui oleh Pemerintah Belanda dan oleh dunia internasional. Engkau mengetahui bahwa pada tanggal 27 Desember 1949, kedaulatan kita diakui, tanggal 23 Djanuari 1950 bapak meninggalkan Indonesia sebentar untuk mengundjungi tanah India, untuk hendak hadir disana, jaitu ,,Republic day" pada tanggal 26 Djanuari 1950.

Tetapi lihatlah perbedaan antara 22 Desember 1948 dengan 23 Djanuari 1950.

Pada waktu itu , benar kedaulatan negara kita telah diakui oleh pihak Belanda dan pihak asing jang lain, tetapi bentuk negara kita masih belum sesuai dengan tjita-tjita nasional kita. Pada waktu itu kemerdekaan kita sudah diakui tetapi masihlah disini misalnja ada Negara Sumatera Timur, dan dilain-lain tempat ada negara bahagian, tetapi oleh karena sebagai tadi ku katakan, „for a fighting nation there is no journey's end", oleh karena buat satu bangsa jang berdjuang tidak ada habis-habisnja perdjuangan itu. Sebagai dikatakan oleh bapak Ruslan Abdul Gani tadi, kita berdjuang terus, berdjuang terus. Pada tanggal 27 Desember 1949, kita diakui kedaulatan didalam bentuk negara R.I.S. (Republik Indonesia Serikat); tetapi kita berdjuang terus, bukan tahunan kemudian, tetapi hanja 8 bulan kemudian saudarasaudara pada tanggal 15 Agustus 1950 hantjur leburlah susunan federal


462