Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/485

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ini, mendjadi berdirilah kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Melihatkah engkau garis menaik?

Ketiga kalinja bapak datang disini pada bahagian kedua tahun 1951, sudah kita mempunjai negara kesatuan; sudah lain dari pada negara federal jang bapak dan engkau alami, pada permulaan tahun 1950. Tetapi toch tahun 1951 masih membawa soal-soal jang hebat dari pada negara kita, malah dihadapkan djuga kepada bapak .

Tatkala bapak datang di Sumatera Timur ini, bapak menghadapi tuntutan jang pada hakekatnja benar, tetapi pada formuliringnja, mengutjapkannja salah; jaitu tuntutan minta ,,hapusnja K.M.B., batalnja K.M.B., hapusnja K.M.B., batalnja K.M.B."

Di Medan sembojannja demikian, di Pematang Siantar sembojan demikian, ditempat-tempat lain semuanja ada sembojan-sembojan jang demikian itu. Memang saudara-saudara bapakpun pada waktu itu telah dikatakan bahwa tidak ada seorang Indonesia jang tjinta tanah air dan negara, puas dengan keadaan jang sudah ada dan ditjapai.

Kita harus berdjuang terus. Bapak hanja berkata pada waktu itu, bahwa formuleering, susunan katanja jang kurang benar. Kita bukan harus menjusun kata ,,batalkan K.M.B.", kata bapak pada waktu itu, tetapi ,,batalkanlah bahagian-bahagian dari pada K.M.B. jang merugikan kepada Republik Indonesia".


FOR A FIGHTING NATION THERE IS NO JOURNEY'S END.

Sekarang bapak berdiri lagi dihadapan kamu. Dan perdjuangan kita berdjalan terus. For a fighting nation there is no yourney's end, perdjalanan tiada selesai, perdjalanan perdjuangan berdjalan terus, berkobar terus meledak terus. Sekarang kita dengan terang-terangan berkata; kita ingin hapusnja Uni Indonesia-Belanda. Kita ingin supaja N.M.M. (Nederlandsche Militaire Missie) lekas dihapuskan dari pada Indonesia ini. Kita ingin supaja Irian Barat lekas masuk didalam wilajah de facto Republik Indonesia.

Kita melihat garis selalu menaik, selalu naik, selalu menaik. Maka oleh karena itu saudara-saudara dan anak-anakku sekalian djanganlah selalu kita menjesali kita punja diri sendiri: ah, inikah jang dinamakan kemerdekaan? Jah saudara-saudara aku berkata, ini rupanja kemerdekaan, tetapi tiada suatu kemerdekaan begitu datang begitu sempurna. Tiap-tiap kemerdekaan adalah harus dibina, disusun, dibangun, dibina, disusun, dibangun.

Kita harus selalu menjempurnakan kemerdekaan kita ini. Maka oleh karena itu bapak berkata: kita mempunjai garis menaik, pindah dari pada satu detik kedetik jang lain. Kemerdekaan kita belum sempurna. Marilah kita meneruskan perdjuangan kita ini, bukan sadja agar supaja negara kita mendjadi satu negara jang kuat zonder Uni, zonder M.M.B. (N.M.M.), zonder ada bendera sitiga warna berkibar di Irian, satu negara jang kuat, tetapi djuga satu negara jang berisikan masjarakat jang adil dan makmur sesuai dengan tjita-tjita kita sekalian.


463