Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/462

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

b. mendjelaskan kesalahan jang dilakukan diluar pertempuran, dengan berdasarkan hukum-hukum jang berlaku (Negara dan Agama).

Tegasnja, dasar apa kesalahan itu disetudjui oleh Pemerintah atau sebaliknja, supaja mereka jang bersalah, lekas dituntut dan dihukum .

5. Membubarkan Panitia Pemilihan Umum di Daerah Atjeh jang sedang dibentuk kini, dan menggantikan dengan jang baru.


6. Dinas Kepolisian, Kedjaksaan dan Kehakiman, supaja mendjalankan tugas kewadjibannja dengan tepat, agar rakjat bebas dari perasaan tertindis dan takut-takut.

7. Memberi kenjataan bahasa Pemerintah memperhatikan kemakmuran rakjat umum, dalam hal:

  1. Ekonomi, umpama: mengendalikan harga pasaran dengan mempergunakan tenaga Pemerintah.
  2. Pengairan sawah-sawah (irrigatie).
  3. Perhubungan lalu lintas.
  4. Pendidikan dan Kebudajaan.

8. Menggantikan Pemerintahan Sipil dengan Pemerintahan Militer, selama dan apabila dirasa perlu, di Atjeh. Badan Keinsjafan Rakjat di Atjeh senantiasa bersedia dibelakang Pemerintah.

Melalui surat kabar „Rakjat" di Medan persoalan Atjeh dihangathangatkan. Ada golongan jang menuduh bahwa Pusa mendjalankan monopoli kekuasaan didaerah Atjeh, dan membela gerakan jang dilakukan oleh Said Ali dengan kawan-kawannja.

PRESIDEN KE SUMATERA UTARA.

Pada tanggal 24 Djuli 1951, Paduka Jang Mulia Presiden dan rombongannja dengan pesawat convair ,,Tjendrawasih" tiba di Medan dalam perkundjungannja ke Sumatera Utara.

Presiden mengundjungi Bindjei, Pangkalan Brandan, Langsa, Tebingtinggi, Pematang Siantar, Prapat, Seribu Dolok, Kabandjahe, Brastagi dan Kutaradja.

Dalam perdjalanannja ini jang disambut dengan gegap gempita oleh semua lapisan rakjat Presiden meninggalkan kesan dan pesan.

Kesan jang ditinggalkan oleh Presiden Sukarno ialah ketjintaan rakjat dan bangsa Indonesia terhadap Kepala Negara sebagai lambang dan perwujudan dari pada persatuan dan kesatuan nasional bangsa Indonesia.

Presiden Sukarno meninggalkan pesan jang disimpulkannja dalam tiga kewadjiban kita bersama dalam keadaan jang sekarang ini, jaitu:

Pertama: Kita sekalian wadjib mengatasi segala akibat-akibat dari pada perdjuangan kita dimasa jang sudah;

Kedua: Kita sekalian wadjib memberi isi kepada kemerdekaan kita itu, sesuai dengan tjita-tjita nasional kita;


440