Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/445

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

mudah-mudahan kita keluar dari padanja sebagai manusia jang baharu, sebagai badja keluar dari tempahan api.
Djalan riwajat jang dibelakang kita itu, djalannja berliku-liku menurut naik pasang perdjuangan, sebentar timbul sebentar merendah kedalam. Tidak pernah kita tenggelam, akan tetapi selalu, djikalau kita kena tekanan, maka kita menjelam untuk timbul kembali dengan tenaga jang baru.
Apakah wudjutnja pada hakikatnja, inti dari pada perdjuangan kita itu ? Kita melepaskan diri kita dari pada belenggu asing. Kita hendak hidup dengan menurut bakat dan sifat bangsa kita. Kita melepaskan apa jang merupakan, apa jang dirasa sebagai belenggu dari pada ikatanikatan masjarakat tanah djadjahan itu. Kita ingin luas, bebas, menghirup udara merdeka sebagai bangsa jang terhormat disamping bangsa-bangsa jang lain. Kita ingin memakai kebebasan kita itu, kebebasan djiwa kita itu untuk mempertinggi taraf kehidupan bangsa kita jang 300 tahun lamanja meringkuk dibawah pendjadjahan. Kita ingin melaksanakan dan mengisi Pantja-sila jang sebagai dasar dan pedoman pada tingkat jang pertama ini, mengisi dengan kemakmuran lahir dan bathin. Kita ingin hendak membentuk suatu negara jang makmur, jang baik, jang diliputi oleh keredlaan Ilahi Jang Maha Esa. Kita ingin melihat bangsa kita itu merasakan apa artinja kemerdekaan .

MENGISI PANTJA SILA.

Lima tahun kita berdjuang memperdjuangkan dengan menghadapi musuh, keras lawan keras, silih berganti dengan perdjuangan dilapangan politik dan diplomatik. Silih berganti pula dengan peperangan jang hebat jang bernama peperangan gerilja.
Kita melepaskan ikatan-ikatan jang lama. Dalam pada itu kita mentjari susunan dan ikatan jang baru, jang sesuai dengan keinginan dan kehendak kita, sesuai pula dengan tjita-tjita kita sebagai warga dari negara Kesatuan Republik Indonesia, didasarkan kepada keinsjafan akan tanggung djawab kita sebagai bangsa jang muda jang sudah merdeka.
Maka setelahnja api peperangan padam, mulailah kita merintis djalan kearah itu.
Pada tanggal 27 Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat dalam suatu susunan jang pertama sekali dalam Negara Republik Indonesia ini.
Kemerdekaan dan kedaulatan sudah tertjapai. Akan tetapi perdjuangan kita didalam mentjari susunan, memperbaiki ikatan-ikatan belum selesai. Kita waktu itu masih menghadapi beberapa duri-duri dalam daging kita jang harus ditjabut, sebagai peninggalan dari pada pertentangan-pertentangan dengan pihak Belanda selama lima tahun itu.
Kita berdjuang dalam tingkatan ke 2 itu berdjuang dengan pengertian menjusun, mentjari susunan baharu jang lebih memuaskan bagi tjita-


423