Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/444

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1951 singgah sebentar dilapangan terbang Polonia Medan dalam perdjalanannja ke Kutaradja.
Di Kutaradja Perdana Menteri Mohamad Natsir mengadakan pembitjaraan jang mendalam setjara ichlas dengan para pemimpin rakjat Atjeh.
Sebagai hasil dari pembitjaraan ini, maka pada tanggal 23 Djanuari 1951, djam 21.15 melalui studio R.R.I. Kutaradja, Perdana Menteri Mohamad Natsir menjampaikan pidato radionja jang menjatakan bahwa salah paham dan ragu-ragu tentang pembentukan Propinsi Sumatera Utara tidak ada lagi, jaitu sebagai berikut :
Malam ini dengan perantaraan gelombang radio, saja hendak menghadapkan sepatah dua patah kata kepada saudara-saudara sebangsa dan setanah air dan seperdjuangan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia umumnja. Terutama kepada saudara-saudara para pemimpin dan para pemuka jang bertanggung djawab, baik dalam apparat-apparat Pemerintah ataupun masjarakat, chususnja didaerah Atjeh ini.
Dengan ini sudah ketiga kalinja saja datang ke Kutaradja saudarasaudara barangkali masih ingat, pertama kali saja datang sebagai seorang jang baru sadja dilepaskan dari tawanan Belanda dipulau Bangka. Dan diwaktu itu, kita berada ditengah- tengah perdjuangan kemerdekaan kita jang sedang memuntjak. Kedua kalinja sebagai orang perseorangan, seorang partikulir, setelahnja perdjuangan kita menudju kepada kemerdekaan dan kedaulatan sudah berhasil pada langkah pertama, jaitu : sesudahnja Republik Indonesia Serikat terbentuk. Dalam pada itu penjusunan tenaga dan perdjuangan kita dalam negeri berdjalan terus. Dan ketiga kalinja ini, saja datang setelahnja negara kesatuan kita, negara dalam bentuk kesatuan jang kita idam-idamkan dalam Proklamasi kita tanggal 17 Agustus 1945 terbentuk.
Ingin saja hendak bertemu muka sendiri dengan saudara-saudara di Atjeh dan Kutaradja chususnja sebagaimana jang telah sudah. Pertemuan wadjah dengan wadjah, pertemuan jang merupakan pertemuan dari hati kehati sebagaimana jang telah sudah.
Akan tetapi berhubung dengan keadaan waktu, maka mudah-mudahan dengan perantaraan riak gelombang radio inilah, dapat djuga mengadakan perhubungan antara saudara- saudara dengan saja. Saja datang pada saat ini sebagai seorang jang telah dipikulkan suatu pertanggungan-djawab dalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 kita telah memulai perdjuangan kemerdekaan kita dengan merupakan suatu perdjuangan jang hebat, perdjuangan jang dinamakan suatu Nasional revolusi, jang telal: memakan banjak korban, djiwa dan harta kita.
Sudah banjak pengalaman-pengalaman jang harus dilalui oleh bangsa kita . Pengalaman-pengalaman jang pahit-pahit jang belum pernah kita angan-angankan sebelum itu. Pengalaman-pengalaman dan penderitaan-penderitaan jang sesudahnja kita merasakan demikian itu,


422