Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/427

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Bergabungnja Atjeh dalam Sumatera Utara (dengan Sumatera Timur dan Tapanuli), akibatnja akan timbul petjah-belah dan runtuh persatuan jang selama ini atas dasar Indonesia.
Petjah-belah dan permusuhan akan timbul terus langsung antara Atjeh dan Tapanuli dan achirnja djuga dengan Sumatera Timur.
Permusuhan ini pasti timbul karena bertentangan adat istiadat, agama, jang terpimpin oleh satu pimpinan jang dekat dengan bilangan ketjil dan berbeda dengan gabungan jang luas seluruh Indonesia.
Dari perpetjahan ini timbullah tuduh menuduh dan tjuriga-mentjurigai jang achirnja, mungkin berakibat timbul kesulitan-kesulitan jang pajah diatasi walaupun dengan sendjata.
Kerugian jang njata nanti ialah permusuhan antara Tapanuli dengan Atjeh.
Pertentangan Agama jang keluar dari kejakinan satu-satu umat akan mengikuti sedjarah Jahudi contra Islam di Palestina, dan Hindu contra Islam di India. Segala apa jang diatur oleh Sumatera Utara sudah terang djarang jang dapat disesuaikan dalam satu rumah tangga jang djauh perbedaan segala sesuatu dari keluarga rumah tangga itu misalnja:
1. Kepentingan Agama Islam adalah lebih besar didaerah Atjeh dari Tapanuli. Begitu pula sebaliknja kepentingan Kristen dan R. Katholiek lebih besar di Tapanuli dari pada di Atjeh.
Demikian pula di Sumatera Timur belum tentu mana jang lebih penting antara Islam dan lain-lain agama disana.
Seluruh Atjeh ada lebih kurang 170 buah sekolah Agama Islam jang dibelandjai oleh Pemerintah, 500 buah mesdjid dibawah pimpinan Pemerintah dan belum terhitung meunasah dan surau-surau jang perlu diberi bantuan.
Hal ini mungkin tidak ada di Tapanuli dan Sumatera Timur. Sesuatu jang menurut aturan jang biasa tiada halangan di Tapanuli, mungkin di Atjeh mendjadi soal jang berakibat menimbulkan permusuhan.
2. Djalan-djalan dan djembatan-djembatan.
Atjeh satu daerah jang luas dan djalan umum jang dahulu dibawah B.O.W. pandjangnja lebih kurang 1500 kilometer sepandjang pantai.
Tambah pula djalan raja Tangse - Geumpang, Bireuen - Takengon, Blangkedjeren - Kotatjane.
Djalan-djalan perhubungan jang penting-penting dalam tiap-tiap Kabupaten masing-masing tak kurang dari 300 kilometer.
Djembatan djalan umum semuanja sudah rusak dan djembatandjembatan dalam Kabupaten 90 % tak ada lagi.
3. Irigasi dan bendungan air asin.
Irigasi jang sangat penting untuk rakjat dalam masa pendjadjahan Belanda, hanjalah baru dimulai kerdja dan sebagian besar masih dalam rantjangan. Masa Djepang apa jang sudah dimulai itu habis rusak semuanja, jang berakibat berpuluh-puluh ribu hektare tanah sawah tak dapat diusahakan rakjat, umpamanja:


405