Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/409

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bukan tiga, bukan empat, tetapi satu bangsa Indonesia, walaupun djumlahnja 75 miliun. Tetapi kita ini adalah satu. Tidak ada bangsa Kalimantan, tidak ada bangsa Minangkabau, tidak ada bangsa Djawa, Bali Lombok, Sulawesi dan lainnja. Kita semua bangsa Indonesia. Tidak ada pula bangsa Sumatera Timur. Kita semua adalah bangsa jang satu, mempunjai nasib jang satu. Dan bangsa jang satu ini, nasib jang satu ini mempunjai tjita-tjita nasional, mempunjai tjita-tjita kebangsaan. Apakah tjita-tjita kebangsaan kita itu? Ialah supaja bangsa jang satu ini hidup sebagai bangsa jang merdeka. Tergabung didalam negara jang merdeka. Diperintah oleh satu Pemerintah Pusat jang merdeka. Bernaung dibawah satu bendera Merah Putih jang merdeka. Satu bendera, sekali lagi satu bendera, bukan dua bukan tiga. Mari kita teriakkan satu bendera. Ini adalah tjita-tjita nasional kita. Selama ini belum tertjapai, hatiku belum puas.

Saudara-saudara, apa gunanja kita mempunjai R.I.S., tetapi Irian belum masuk dalamnja. Kita harus berdjuang agar Irian masuk kedalam R.1.S. Memang R.I.S. jang sekarang ini, bentuk konstitusinja, U.U.D.nja ditulis sementara.

Insja-Allah achir tahun ini berkumpullah semua konstituante; jaitu satu madjelis besar, pilihan rakjat sendiri. Inilah jang hendak memberikan bentuk jang definitief jang pasti. Maka pada waktu itu akan diadakan pemilihan umum. Di Djawa, di Kalimantan, dimanapun sadja, disinipun akan diadakan pemilihan umum. Dan saja mengandjurkan kepada rakjat Indonesia, agar pilihlah orang jang betul-betul bertjitatjita nasional. Pililah orang-orang jang betul-betul bertjita-tjita Indonesia Raya dan bukan orang-orang jang bertjita-tjita Indonesia „Kantong" Raya. Ini akan berlangsung dimana-mana. Bukan sadja disini akan ada madjelis jang akan dipilih rakjat sendiri, jang akan memberi bentuk jang final-pasti kepada negara kita. Memang saudara-saudara walaupun R.I.S. sekarang berbentuk sementara, tetapi saudara-saudara mengetahui, bahwa saja telah mengutjapkan sumpah. Tentu diantara saudarasaudara ada jang bertanja-tanja. Kenapa Bung Karno itu mau bersumpah diatas U.U.D. R.I.S. Saudara-saudara saja berani bersumpah, karena saja tahu dengan djelas, dan dengan djelas pula didalam U.U.D. itu ditulis. Djika tidak tentu saja tidak mau diberi pangkat apapun jaitu pasal 34. Disitu ditulis, bahwa kekuasaan tertinggi terletak didalam tangan rakjat djelata. Kekuasaan berada dalam kehendak rakjat, volkswil. Hanja oleh kehendak dan kekuasaan jang tertinggi ada ditangan rakjat itulah, maka Bung Karno mau bersumpah diatas U.U.D. Sementara itu. Memang Bung Karno berpuluh-puluh tahun adalah hati dari rakjat. Aku mendasarkan gerak-gerikku diatas kemauan rakjat. Memang tiap-tiap pemimpin harus mendjadi abdi daripada rakjat dan bukan tuan daripada rakjat .

Saja berkata tegas beberapa kali, djuga di Surabaja baru-baru ini . Bukan rakjat buat Bung Karno, tetapi Bung Karno untuk rakjat. Inilah jang mendjadi pegangan teguh pada kita sekalian. Negara kita adalah negara demokrasi, Marilah kita semua sedar, bahwa achirnja sesuatu


431

387