Halaman:Propinsi Sumatera Utara.pdf/35

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Mandat itu jang ditanda tangani oleh M. S. Chatib dan Kari Ahmat Toib atas nama rakjat Mandailing berbunji sebagai berikut:

„Kami Rakjat Mandailing (Tapanuli), jang berdjumlah 100.000 djiwa memberi kuasa penuh kepada RADJA DJUNDJUNGAN untuk bermusjawarat dengan jang mulia Dokter Ferdinand Lumbantobing. Badan Keselamatan Rakjat dan orang-orang jang terkemuka di Padangsidempuan dan Tarutung dengan tudjuan:

  1. Supaja di Mandailing chususnja di Tapanuli umumnja diresmikan Proklamasi Ir. Sukarno, Presiden Republik Indonesia, jang memaklumkan keseluruh dunia Kemerdekaan Indonesia.
  2. Supaja di Mandailing chususnja di Tapanuli umumnja dibangunkan Komite Nasional Indonesia sebagai jang diperintahkan oleh Ir. Sukarno, Presiden Republik Indonesia, bahwa ditiap-tiap daerah diseluruh Indonesia musti didirikan Komite Nasional Indonesia untuk membantu Presiden.

 Segala soal jang berhubungan dengan kedua tudjuan diatas berhaklah utusan kami Radja Djundjungan memutuskan dan memperbintjangkannja.
 Pada tanggal 12 September 1945 Radja Djundjungan, Kari Oesman dan Fachruddin Nasution berangkat dari Padang Sidempuan ke Tarutung.
 Pada tanggal 14 September 1945 pemuda di Tarutung dan sekitarnja mengadakan demonstrasi jang ditudjukan kekantor Tyokan Djepang jaitu menuntut supaja segala urusan pemerintahan diserahkan kepada Pemerintah Indonesia.
 Dalam pada itu, pada waktu permakluman kekalahan Djepang, di Tarutung telah dibentuk suatu badan jang diberi nama Badan Keselamatan Rakjat (B.K.R.). Badan ini bermula bergerak dilapangan sosial jaitu mendjualkan barang-barang kain dan kelontong kepunjaan persediaan Djepang kepada rakjat dengan harga jang murah.
 Badan ini diketuai oleh Dr. F. Lumbantobing dan Sutan Naga dengan dibantu oleh Abdul Hakim, Mr. Rufinus Lumbantobing, Mr. H. Silitonga dan Dr. Luhut Lumbantobing.
 Gyo Hoko Kai Tapanuli jang dibentuk semasa Djepang guna kepentingan peperangan Djepang dengan kebidjaksanaan ketuanja Dr. F. Lumbantobing telah dapat dilebur mendjadi tjabang dan ranting dari Badan Keselamatan Rakjat.
 Hasil permusjawaratan oleh Radja Djundjungan dengan Pengurus Badan Keselamatan Rakjat di Tarutung ialah menetapkan Abdul Hakim sebagai formateur pembentukan Komite Nasional Indonesia di Tapanuli. Dengan terbentuknja K.N.I. Tapanuli, B.K.R. (Badan Keselamatan Rakjat) dengan sendirinja bubar dan segala harta milik dan urusannja djatuh mendjadi urusan K.N.I. Tapanuli.

 Pada tanggal 3 Oktober 1945 ditiap-tiap tempat Kewedanaan diadakan rapat-rapat umum, diresmikan Proklamasi Kemerdekaan Indo-

3

33